Lingkanews.com | Banda Aceh — Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE, bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Abdul Mu’ti, secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan SMK Muhammadiyah Banda Aceh pada Jumat (27/6/2025) sore. Prosesi berlangsung di lokasi pembangunan sekolah di Banda Aceh dan menjadi simbol awal dari komitmen bersama untuk memperkuat pendidikan kejuruan di Aceh.
Sejumlah tokoh penting hadir dalam momen tersebut, termasuk Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Marlina Muzakir, Ketua Staf Ahli PKK Hj. Mukarramah, dan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal. Kehadiran mereka menegaskan dukungan lintas sektor terhadap pembangunan pendidikan, terutama di sektor kejuruan yang menjadi fokus Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Fadhlullah menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Aceh terhadap pengembangan sekolah kejuruan milik Muhammadiyah. Ia menilai, SMK berbasis keterampilan memiliki peran vital dalam menyiapkan generasi muda yang siap kerja dan berdaya saing.
Wagub Usulkan Sekolah Pilot dan Sekolah Olahraga Berbakat
Tak hanya itu, Fadhlullah juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengusulkan dua agenda strategis kepada Menteri Abdul Mu’ti. Ia meminta dukungan dari Kementerian Pendidikan untuk mengembangkan SMK Penerbangan di Aceh.
Menurutnya, Aceh memiliki potensi besar karena sudah memiliki fasilitas pendukung yang memadai, termasuk pesawat dan lahan sekolah. Namun, ia mengakui masih ada proses administratif yang harus dilengkapi, dan berharap pemerintah pusat membantu percepatan proses tersebut.
“Kami punya sekolah dan juga pesawat. Hanya saja ada beberapa administrasi yang harus kami lengkapi. Kami akan menjalin komunikasi khusus dengan Dirjen agar bisa dibantu. Mohon dukungan Bapak Menteri agar sekolah pilot pertama di Sumatera bisa berdiri di Aceh,” kata Fadhlullah.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya mendirikan sekolah berbakat keolahragaan untuk mendukung prestasi atlet Aceh di tingkat nasional. Ia mengungkapkan bahwa Aceh memiliki potensi besar dan fasilitas bertaraf internasional yang dapat menunjang pengembangan atlet muda.
“Pada PON terakhir, Aceh berhasil meraih posisi keenam. Kami ingin meningkatkan pencapaian itu dengan membentuk sekolah kebakatan olahraga. Ini menjadi dua kado yang kami harapkan dari Bapak Menteri,” ujar Fadhlullah.
Menteri Tegaskan Pentingnya Pendidikan Berkualitas dan Gotong Royong
Menanggapi usulan tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa peletakan batu pertama ini bukan hanya upacara seremonial. Ia menekankan bahwa pembangunan gedung sekolah harus berlanjut hingga tuntas dan diiringi dengan pembangunan karakter serta semangat kebersamaan.
“Pembangunan sekolah ini tidak boleh berhenti di peletakan batu pertama. Gedung harus selesai, tapi yang lebih penting adalah semangat membangun masyarakat melalui pendidikan,” ujar Abdul Mu’ti.
Ia juga mengingatkan nilai historis semangat gotong royong masyarakat Aceh, terutama saat rakyat Aceh menyumbang pembelian pesawat pertama untuk Republik Indonesia di awal kemerdekaan. Semangat itu, menurutnya, harus kembali hidup dalam konteks pembangunan pendidikan.
“Kita pernah melihat bagaimana rakyat Aceh membeli pesawat untuk Republik. Hari ini, semangat itu harus kita hidupkan lagi dalam membangun pendidikan bersama-sama,” jelasnya.
Pemerintah Pusat Fokus Rehabilitasi Sekolah Secara Nasional
Prof. Mu’ti menambahkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan rehabilitasi sekolah sebagai salah satu prioritas nasional. Pemerintah pusat menargetkan perbaikan lebih dari 10 ribu sekolah yang tidak layak di seluruh Indonesia pada tahun ini.
“Komitmen Presiden jelas: tidak boleh ada lagi sekolah roboh atau tidak layak. Kita ingin mewujudkan Indonesia yang bermartabat melalui pendidikan yang berkualitas dan fasilitas yang memadai,” tegasnya.
Ia juga menyatakan bahwa pembangunan SMK Muhammadiyah Banda Aceh harus menjadi bagian dari gerakan nasional menuju Indonesia maju. Ia berharap Aceh memainkan peran aktif dalam transformasi pendidikan nasional.
“Pembangunan ini harus menjadi bagian dari semangat kolektif membangun peradaban. Indonesia yang maju dimulai dari daerah-daerah seperti Aceh, yang kaya sejarah dan semangat,” pungkas Abdul Mu’ti.