Lingkanews.com | Banda Aceh — Ketua DPRK Banda Aceh Irwansyah ST menerima kunjungan silaturahmi dari pengurus Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Aceh, Rabu (18/6/2025). Pertemuan berlangsung hangat di ruang kerjanya dan membahas penguatan sekolah Islam terpadu, khususnya dalam hal pemberdayaan sumber daya manusia dan promosi berbasis digital.
Ketua JSIT Aceh Fadhilah, S.Pd memperkenalkan lembaga yang ia pimpin sebagai wadah koordinasi sekolah-sekolah Islam terpadu di Aceh sejak 2003. Ia menyebutkan, JSIT saat ini menaungi 76 sekolah di seluruh Aceh dan 3 di antaranya berada di Kota Banda Aceh.
“Dulu kami memulai dengan 335 sekolah se-Indonesia, sekarang jumlahnya sudah mencapai lebih dari 2.500 sekolah,” ujar Fadhilah. Ia menambahkan, sekolah-sekolah Islam terpadu kini dipercaya oleh masyarakat dan terus berkembang dari segi kualitas maupun jumlah siswa.
Tantangan dan Potensi Sekolah Islam Terpadu
Fadhilah mengungkapkan, saat ini ribuan anak Banda Aceh menempuh pendidikan di sekolah-sekolah JSIT, termasuk yang berada di wilayah Aceh Besar. Menurutnya, kepercayaan ini hadir berkat kurikulum yang menyeimbangkan ilmu umum dan agama serta nilai-nilai karakter yang kuat.
“Kami juga membekali guru dengan pelatihan khusus. Bahkan, sekolah lain sudah mulai mengadopsi beberapa pendekatan pembelajaran kami,” jelas Fadhilah.
Namun ia mengakui, JSIT Aceh masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal pengembangan SDM. Oleh karena itu, pihaknya berharap DPRK Banda Aceh turut mendukung program pelatihan dan penguatan kapasitas tenaga pendidik.
Irwansyah Tekankan Pentingnya Branding dan Kreativitas Digital
Ketua DPRK Irwansyah ST menyambut baik eksistensi JSIT dan perannya dalam membina generasi muda Banda Aceh. Ia mengapresiasi pencapaian sekolah Islam terpadu yang terus mencetak prestasi di berbagai bidang, termasuk tahfiz dan akademik.
“Sekarang persaingan sekolah semakin ketat. Sekolah Islam terpadu harus terus meningkatkan kualitas dan membangun citra yang kuat di tengah masyarakat,” tegas Irwansyah.
Ia menyarankan agar sekolah-sekolah JSIT lebih aktif memanfaatkan media sosial dan teknologi digital. Menurutnya, strategi komunikasi harus disesuaikan dengan perkembangan zaman agar sekolah lebih dikenal dan diminati.
“Setiap sekolah idealnya memiliki tim humas yang juga bertindak sebagai konten kreator. Sosok ini harus memahami media sosial, mampu membuat konten menarik, dan membangun branding sekolah dengan cara yang kekinian,” ujarnya.
Rencana Pelatihan Konten Kreator untuk Sekolah IT
Irwansyah menegaskan dukungan DPRK tidak hanya berupa apresiasi, tetapi juga tindakan konkret. Ia berencana menginisiasi pelatihan khusus bagi sekolah-sekolah Islam terpadu untuk membekali mereka dengan keterampilan membuat konten kreatif.
“Kami akan menghadirkan pelatih profesional dari kalangan konten kreator. Dengan pelatihan ini, sekolah-sekolah bisa lebih mandiri dalam mengelola promosi dan penyebaran informasi melalui platform digital,” ungkapnya.
Irwansyah juga berharap, pelatihan ini menjadi langkah awal untuk memperluas jejaring antara sekolah, komunitas kreatif, dan instansi pemerintah. Ia menilai kolaborasi lintas sektor akan mempercepat kemajuan pendidikan Islam terpadu di Banda Aceh.
Sekolah Islam Terpadu Siap Berinovasi
Sekretaris JSIT Aceh yang juga Kepala SMP IT Nurul Ishlah, Fahrul Rizal, M.Pd, menyampaikan bahwa pihaknya telah ikut serta dalam program-program unggulan nasional, seperti Sekolah Penggerak. Ia juga mencatat bahwa sekolah-sekolah JSIT telah menunjukkan kualitas melalui berbagai kejuaraan dan kegiatan tahfiz.
“Kami siap bersinergi dengan DPRK. Apalagi, digitalisasi kini menjadi kebutuhan utama dalam pendidikan,” ucap Fahrul.
Ia menyambut baik rencana pelatihan konten kreator dan menyebutnya sebagai langkah penting untuk memperkuat citra positif sekolah di tengah era informasi.
Pertemuan ini menunjukkan adanya sinergi antara dunia pendidikan dan pemerintah. Dengan dukungan DPRK Banda Aceh, sekolah Islam terpadu diharapkan bisa tampil lebih inovatif, kompetitif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.