Lingkanews.com | Banda Aceh – Persatuan Tukang Aceh (PTA) bertemu langsung dengan Dinas Tenaga Kerja Aceh pada Selasa, 27 Mei 2025. Pertemuan ini bertujuan memperkuat kerja sama demi meningkatkan kualitas dan perlindungan tukang bangunan di Aceh.
Ketua Umum PTA, Hazli, memimpin rombongan yang terdiri atas Sekretaris Safrizal, pengurus seperti Adi dan Munawar, serta sejumlah anggota. Mereka berdialog langsung dengan pimpinan Disnaker dan pejabat dari bidang pelatihan serta hubungan industrial.
PTA menyampaikan kebutuhan pelatihan tukang, akses ke program sertifikasi, dan perlunya perlindungan hukum bagi pekerja sektor informal. Hazli menilai tukang memegang peran penting dalam pembangunan, namun masih sering terabaikan dari sisi perlindungan sosial.
Tukang Bangunan Butuh Program Berkelanjutan
Hazli mendorong pemerintah untuk menghadirkan program berkelanjutan yang mencakup pelatihan, pendampingan, dan jaminan sosial. “Profesi tukang harus dihargai. Mereka layak menerima pelatihan berkala dan perlindungan yang pasti,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sertifikasi keterampilan sebagai syarat kompetensi dan daya saing. Hazli menegaskan bahwa keterlibatan organisasi profesi seperti PTA akan membantu pelatihan lebih tepat sasaran.
PTA siap menjadi mitra pelaksana dalam program pelatihan. Mereka menilai sinergi dengan pemerintah akan mempercepat pengembangan kemampuan tukang lokal.
Disnaker Komit Bangun Program Kolaboratif
Pimpinan Disnaker menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan PTA. Mereka mengapresiasi masukan dari organisasi tersebut dan langsung membahas rencana pelatihan berbasis kompetensi.
“Kami terbuka berkolaborasi dengan organisasi profesi. Pelatihan akan lebih efektif jika melibatkan mereka secara langsung,” ujar salah satu pejabat bidang pelatihan.
Disnaker akan merancang pelatihan teknis dan keselamatan kerja yang sesuai kebutuhan lapangan. Mereka juga menyiapkan skema pendampingan pasca-pelatihan agar tukang dapat menerapkan keterampilan secara optimal.
Audiensi ini ditutup dengan kesepakatan untuk terus membangun komunikasi aktif. Kedua pihak berkomitmen memperkuat ekosistem ketenagakerjaan dan memperjuangkan kesejahteraan tukang konstruksi di Aceh.