27 Titik Penerangan Dibangun, Target Rampung Jumat
Lingkanews.com | Banda Aceh — Pemerintah Kota Banda Aceh mulai memasang lampu tenaga surya di kawasan wisata Ulee Lheue, Rabu, 14 Mei 2025. Proyek ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal dan Wakil Wali Kota Afdhal.
Sebanyak 27 unit lampu panel surya berkekuatan 100 watt dipasang di sepanjang jalan pesisir, dari pintu masuk Ulee Lheue hingga ke Gampong Jawa.
Illiza Tinjau Langsung Pemasangan
Wali Kota Illiza meninjau langsung pemasangan lampu di lokasi, didampingi Kepala Dinas Pariwisata Said Fauzan, Camat Meuraxa Mustafa, dan Keuchik Ulee Lheue, Alfian.
“Alhamdulillah, ini adalah komitmen kami kepada masyarakat. Hari ini kita mulai pemasangan 27 titik lampu solar cell, dan kita targetkan selesai pada Jumat,” ujar Illiza kepada wartawan.
Cegah Pelanggaran Syariat dan Lakalantas
Menurut Illiza, penerangan yang memadai sangat dibutuhkan di kawasan wisata tersebut, baik untuk keamanan maupun kenyamanan pengunjung. Selama ini, kawasan itu minim fasilitas lampu jalan.
“Pemerintah tak bisa melarang orang menikmati keindahan Ulee Lheue atau berdagang di sana. Tapi kita perlu antisipasi agar tidak terjadi pelanggaran syariat atau kecelakaan lalu lintas,” jelasnya.
Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
Illiza juga menekankan pentingnya penggunaan energi baru terbarukan di ruang publik. “Pemanfaatan tenaga surya perlu terus kita dorong. Ke depan, ini akan kita terapkan juga di destinasi lain dan permukiman warga,” katanya.
Fasilitas Pendukung Akan Ditambah
Selain lampu penerangan, Pemko Banda Aceh akan membangun pos jaga Satpol PP/WH, memasang kamera CCTV, dan mendirikan musala di sekitar kawasan wisata.
“Dengan adanya musala, tak ada lagi alasan jauh dari Masjid Baiturrahim jika masuk waktu salat,” ujar Illiza.
Imbauan Soal Aktivitas Malam Hari
Terkait aktivitas malam hari, Illiza mengingatkan adanya aturan pembatasan jam malam bagi pelajar hingga pukul 22.00 WIB sesuai instruksi gubernur. Ia juga mengimbau masyarakat umum agar tidak berada di area pantai hingga larut malam tanpa keperluan penting.
“Kalau dibanding kota lain, jam sembilan malam saja sudah sepi. Di sini masih longgar. Tapi mari kita jaga marwah Banda Aceh sebagai Kota Serambi Mekkah,” tutupnya.