Lingkanews.com | Jakarta — Pemerintah Aceh kembali mencatat prestasi di tingkat nasional. Dalam ajang Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) 2025 yang digelar Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Aceh terpilih sebagai Simpul Jaringan Terbaik Nasional.
Kepala ANRI, Dr. Mego Pinandito, menyerahkan langsung piagam penghargaan kepada Wakil Gubernur Aceh, Fadhullah, pada Kamis, 26 Juni 2025, di Kantor ANRI, Jakarta. Aceh menjadi salah satu dari tiga provinsi terbaik tahun ini.
Selain Aceh, ANRI juga memberikan penghargaan kepada 11 simpul jaringan lainnya dari berbagai sektor. Mereka berasal dari kementerian, lembaga, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah di kawasan barat dan timur Indonesia.
“Penghargaan ini kami persembahkan untuk seluruh masyarakat Aceh. Ini bukan soal administrasi semata, tapi bentuk nyata menjaga jati diri dan memori daerah. Aceh memiliki sejarah panjang, dan arsip menjadi cara kita merawatnya,” ujar Fadhullah usai menerima penghargaan.
Proses Seleksi Ketat, Aceh Lolos Bersama 13 Simpul Lain
Ajang JIKN tahun ini diikuti oleh 334 simpul jaringan kearsipan dari seluruh Indonesia. Setelah melalui tahap seleksi awal, ANRI menyaring hanya 37 simpul untuk mengikuti proses berikutnya. Mereka menjalani audit dua tahun terakhir, seleksi administratif, dan wawancara mendalam.
Dari hasil akhir, ANRI menetapkan 14 simpul jaringan terbaik secara nasional. Aceh berhasil lolos karena menunjukkan kematangan sistem arsip, kualitas SDM, serta komitmen pemimpinnya terhadap keterbukaan informasi.
Dr. Mego Pinandito menegaskan bahwa arsip tidak sekadar dokumen administratif. Ia menyebut arsip sebagai memori kolektif bangsa dan sumber rujukan ilmu serta kebijakan. Menurutnya, setiap daerah perlu membangun sistem arsip yang terbuka, autentik, dan berorientasi publik.
“Arsip bukan tumpukan kertas. Ia menyimpan sejarah, ilmu, dan arah kebijakan. Kami mendorong daerah untuk mengelola arsip dengan tanggung jawab dan visi jangka panjang,” tegas Mego.
Ia juga menyebut pentingnya pelestarian arsip penting dari Aceh, seperti rekaman tsunami 2004, dokumentasi titik nol kilometer Sabang, dan jejak ekonomi masyarakat pesisir.
Dukungan Kemendagri dan Komitmen Lanjut dari Aceh
Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk, menyampaikan apresiasi khusus kepada Aceh. Ia menyebut Aceh sebagai contoh daerah yang berhasil menjadikan arsip sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.
“Aceh memberi teladan. Banyak provinsi belum menata arsipnya dengan baik. Aceh membuktikan bahwa arsip bisa menjadi kekuatan pembangunan,” ucap Ribka dalam sambutannya.
Ia mendorong ANRI agar mengevaluasi pengelolaan arsip di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi. Tujuannya agar setiap daerah mampu memenuhi standar nasional yang telah ditetapkan.
Ribka juga mengingatkan bahwa arsip berperan penting dalam akuntabilitas pemerintahan. Ia menilai ketersediaan arsip yang baik akan memperkuat pelayanan publik dan pengambilan kebijakan berbasis data.
Strategi dan Harapan Aceh ke Depan
Pemerintah Aceh terus mengembangkan pengelolaan arsip secara menyeluruh. Mereka telah melakukan digitalisasi dokumen, pelatihan tenaga arsiparis, dan integrasi sistem kearsipan lintas sektor.
Fadhullah menyampaikan bahwa pemerintah daerah mendorong semua instansi, mulai dari sekolah hingga kantor pelayanan, untuk aktif menjaga dan menggunakan arsip.
“Kami ingin arsip menjadi budaya kerja. Ini penting untuk masa depan dan cara kita menjaga identitas daerah,” katanya.
Ia berharap penghargaan ini memicu semangat OPD dan lembaga lainnya di Aceh untuk lebih serius dalam mengelola arsip. Pemerintah juga tengah menyiapkan infrastruktur tambahan, termasuk penguatan pusat data dan ruang penyimpanan digital.