600 Juru Parkir Banda Aceh Kenakan Atribut Baru, Illiza: Mereka Ujung Tombak Ketertiban Kota
Lingkanews.com | Banda Aceh — Sebanyak 600 juru parkir (jukir) resmi di Banda Aceh mulai mengenakan atribut baru. Mereka kini tampil lebih rapi dengan rompi hijau stabilo-biru, lengkap dengan topi, badge nama, sepatu, dan jas hujan. Atribut itu tidak hanya membuat jukir lebih mudah dikenali, tetapi juga membedakan mereka dari jukir ilegal yang kerap meresahkan masyarakat.
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menyerahkan atribut tersebut secara simbolis pada apel pagi bersama 150 jukir di Kantor Dinas Perhubungan Banda Aceh, Senin, 15 September 2025. Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah, ikut hadir dalam kegiatan itu. Keduanya sekaligus berdialog langsung dengan para jukir untuk mendengar aspirasi mereka mengenai tantangan di lapangan.
Atribut Baru Bukan Sekadar Seragam
Dalam sambutannya, Illiza menegaskan atribut baru bukan hanya seragam, tetapi simbol penghargaan bagi para jukir. Ia menyebutkan bahwa jukir memiliki peran besar dalam menjaga ketertiban lalu lintas dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
“Saya tahu ada yang meremehkan profesi jukir, ada yang enggan membayar retribusi. Namun, ada juga masyarakat yang memuliakan mereka. Atribut ini bentuk apresiasi sekaligus pengingat agar kita bekerja jujur dan menjaga nama baik kota,” kata Illiza.
Ia meminta jukir mengenakan atribut saat bertugas agar mudah dikenali. Dengan begitu, warga dapat membedakan antara jukir resmi yang sah dan jukir liar yang sering memungut parkir tanpa izin.
Peran Vital Jukir untuk PAD Kota
Illiza menekankan bahwa jukir berperan sebagai ujung tombak pemerintah kota dalam mengumpulkan retribusi. Ia menyebut kontribusi jukir terhadap PAD sangat besar, khususnya dari sektor parkir yang setiap tahun terus meningkat.
Menurutnya, jukir bukan sekadar pemungut uang parkir, tetapi bagian dari sistem yang mendukung pembangunan kota. “Kalau PAD naik, pemerintah bisa membangun lebih banyak jalan, fasilitas umum, dan program kesejahteraan. Peran jukir sangat vital dalam rantai itu,” ujarnya.
Patuhi Tarif Resmi Parkir
Dalam arahannya, Illiza mengingatkan jukir untuk mematuhi tarif resmi yang sudah ditetapkan bersama DPRK Banda Aceh. Untuk kendaraan roda dua tarif Rp1.000, sedangkan roda empat Rp2.000.
Namun, ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa lokasi khusus dengan tarif berbeda. Misalnya di Jalan Diponegoro depan Pasar Aceh dan kawasan wisata Ulee Lheue. Di dua tempat itu, tarif parkir sepeda motor Rp2.000 dan mobil Rp4.000.
“Kita tidak ingin ada warga merasa dirugikan. Tarif ini harus menjadi aturan yang sama bagi semua jukir resmi. Jangan sampai ada yang mematok harga seenaknya,” tegas Illiza.
Pemerintah Beri Perlindungan Sosial
Wali kota memastikan seluruh jukir resmi akan mendapat perlindungan melalui program BPJS Ketenagakerjaan. Menurutnya, perlindungan ini penting karena pekerjaan jukir penuh risiko.
“Bagi yang belum terdaftar akan segera kita urus. Ini kewajiban pemerintah. Jika ada musibah, santunan bisa langsung tersalurkan kepada keluarga yang berhak,” jelas Illiza.
Ia juga mengingatkan bahwa jukir berhak mendapatkan perlakuan yang adil. Pemerintah kota akan menindaklanjuti semua aduan, mulai dari sengketa lahan parkir dengan pemilik toko hingga praktik pungli oleh oknum tertentu.
“Jangan bapak-ibu turun tangan sendiri. Laporkan kepada Dishub, biar petugas kami yang turun. Kita ingin penyelesaian yang tertib dan tidak menimbulkan masalah baru,” ujarnya.
DPRK: Jukir Adalah Pahlawan PAD
Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah, ikut memberi apresiasi. Ia menilai jukir sebagai garda terdepan dalam menjaga ketertiban dan membantu pemerintah menjalankan aturan.
“Jukir adalah pahlawan PAD. Mereka yang turun langsung di lapangan, berpanas-panasan dan berhujan-hujanan. Pemerintah harus mendengar suara mereka dan memberi perlindungan yang layak,” kata Irwansyah.
Ia juga meminta agar pemerintah kota memberi pelatihan khusus agar jukir dapat bekerja lebih profesional. Menurutnya, kehadiran jukir yang ramah dan tertib akan membuat warga merasa nyaman.
Harapan Bagi Jukir Banda Aceh
Illiza mengingatkan bahwa banyak jukir sudah bekerja puluhan tahun, bahkan hingga 35 tahun. Ia berharap pengalaman itu menjadi modal besar untuk melayani masyarakat dengan lebih baik.
“Semoga bapak-ibu dapat bekerja dengan jujur, sabar, dan penuh disiplin. Insyaallah, dengan kejujuran Allah akan angkat derajat kita semua,” pungkasnya.