Daerah

Hari Anak Nasional Banda Aceh 2025 Meriah, Illiza Serukan Stop Kekerasan Anak

Lingkanews.com | Banda Aceh — Suasana Car Free Day (CFD) di Jalan Daud Beureueh, Banda Aceh, Minggu pagi, 20 Juli 2025, berubah menjadi lautan keceriaan. Puluhan anak usia dini tertawa lepas, bernyanyi, dan bermain riang bersama orang tua dan guru dalam peringatan Hari Anak Nasional yang berlangsung semarak.

Anak sebagai Pusat Perhatian

Kehadiran Bunda Illiza Sa’aduddin Djamal, mantan Wali Kota Banda Aceh dan tokoh perempuan Aceh, semakin menyemarakkan acara. Ia tidak sekadar hadir, melainkan larut dalam suasana hangat anak-anak dengan bernyanyi, menyapa mereka satu per satu, dan bahkan mendengarkan hafalan surat pendek dari beberapa anak yang tampil percaya diri.

Rangkaian kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama antara Pemerintah Aceh, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Unicef, serta sejumlah sponsor lokal. Mereka menghadirkan berbagai layanan dan hiburan yang fokus pada kebutuhan anak, seperti pemeriksaan kesehatan gratis, konsultasi tumbuh kembang, hingga aneka permainan edukatif yang memancing kreativitas.

Sejak pagi, anak-anak mulai memadati area CFD bersama keluarga. Acara resmi dibuka dengan penabuhan Rapai, simbol semangat budaya Aceh, oleh Illiza, didampingi Kepala BKKBN Aceh Safrina Salim, Wakil Ketua IDAI Aceh Zaki Akbar, Kepala Unicef Perwakilan Aceh Andi Yoga Tama, serta jajaran pejabat lainnya.

Membangun Generasi Tangguh dari Sekarang

Dalam sambutannya, Illiza menekankan bahwa Hari Anak Nasional bukan hanya seremonial tahunan. Menurutnya, peringatan ini menjadi pengingat penting bahwa masa depan bangsa bergantung pada bagaimana anak-anak tumbuh hari ini.

“Kita tidak boleh hanya bangga pada potensi anak-anak, tetapi harus bekerja nyata memastikan mereka mendapatkan ruang tumbuh yang layak. Termasuk memastikan mereka sehat, aman, dan mendapatkan pendidikan yang baik sejak usia dini,” tegas Illiza.

Ia menambahkan, era digital memberi tantangan sekaligus peluang besar. “Internet bisa jadi pisau bermata dua. Jika dimanfaatkan dengan tepat, anak-anak kita bisa berkembang lebih cepat. Tapi jika dibiarkan tanpa arahan, justru bisa jadi ancaman,” tambahnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kesehatan sebagai fondasi utama. Menurutnya, anak yang sehat secara fisik, mental, dan sosial, memiliki daya saing kuat untuk menjawab tantangan masa depan. Karena itu, ia mendukung penuh berbagai program peningkatan kualitas gizi, imunisasi, hingga akses layanan kesehatan yang merata.

Fokus pada Masalah Nyata Anak Aceh

Selain memuji kemajuan yang telah dicapai, Illiza juga mengingatkan tantangan besar yang masih menghantui anak-anak di Aceh. Ia menyebut stunting sebagai salah satu isu prioritas yang membutuhkan kerja sama lintas sektor dan kesadaran masyarakat luas.

“Stunting bukan hanya karena ekonomi lemah, tapi juga karena pola makan yang salah. Banyak keluarga justru memilih makanan cepat saji padahal Aceh punya kekayaan protein seperti ikan yang melimpah,” ujar Illiza, mengajak orang tua untuk lebih bijak dalam menyajikan makanan anak.

Ia juga mengajak semua pihak memperkuat komitmen terhadap hak anak, mulai dari pemenuhan ASI eksklusif, layanan posyandu yang berkualitas, hingga imunisasi lengkap yang cakupannya masih tergolong rendah di beberapa daerah.

Pendidikan Emosional dan Perlindungan Anak

Dengan suara tegas, Illiza menyerukan stop segala bentuk kekerasan terhadap anak. Ia mengingatkan bahwa usia 0 hingga 7 tahun merupakan fase emas perkembangan emosi dan karakter.

“Di usia itu, anak harus diperlakukan seperti raja dan ratu, penuh kasih sayang. Setelahnya, didik mereka dengan disiplin, jadikan sahabat dalam proses tumbuh-kembangnya,” ucapnya dengan penuh penekanan.

Ia juga menyoroti pentingnya kenyamanan di sekolah dan lingkungan. “Anak-anak jangan dibedakan karena kemampuan akademik saja. Setiap anak unik, dan potensi mereka tidak bisa disamaratakan. Di sinilah peran guru PAUD dan orang tua untuk terus menyalakan api semangat dalam diri anak-anak kita menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

Kegiatan ini menutup CFD dengan penuh makna, sekaligus menegaskan bahwa peringatan Hari Anak Nasional bukan sekadar pesta, tetapi momentum untuk membangun komitmen kolektif menciptakan dunia yang lebih ramah bagi anak.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!