Investor Korea Selatan Jajaki Pendirian Pabrik Garmen di Aceh Besar, Janji Harga Murah dan Persaingan Sehat
Lingkanews.com | Banda Aceh — Malam itu, Siddiq Kopi Banda Aceh dipenuhi percakapan penuh semangat. Drs. Isa Alima, tokoh yang dikenal aktif menjembatani peluang usaha, memprakarsai silaturahmi antara investor asal Korea Selatan dan para pengusaha pakaian Aceh. Pertemuan ini bertujuan membicarakan rencana pendirian pabrik garmen di Aceh Besar. Selain itu, agenda besar ini diharapkan memutus ketergantungan pasokan dari luar daerah dan menghadirkan harga yang lebih kompetitif.
Suasana hangat berpadu dengan diskusi serius. Para peserta duduk satu meja, membicarakan peluang bisnis yang berpotensi mengubah peta industri pakaian di Aceh. Mereka menyadari bahwa momen ini bisa menjadi titik balik bagi pelaku usaha lokal.
Menghadirkan Persaingan Harga Sehat dan Pasokan Cepat
Mr. Lee, perwakilan investor Korea Selatan, menegaskan komitmen investasinya. “Kami ingin membuka jalur baru. Dengan pabrik di sini, pedagang tidak perlu lagi keluar Aceh untuk membeli barang. Harga akan lebih murah, pasokan lebih cepat, dan kualitas tetap terjaga,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa harga pakaian di Aceh selama ini cenderung lebih tinggi karena pasokan bergantung pada luar daerah. Oleh karena itu, kehadiran pabrik ini akan memicu persaingan harga yang sehat. Pedagang lokal pun akan memiliki daya tawar yang lebih kuat di pasar.
Sebagai langkah awal, produksi akan difokuskan pada baju sekolah, baju olahraga, dan pakaian sehari-hari. Setelah itu, lini produksi akan berkembang ke produk fashion yang lebih beragam.
Pelaku Usaha Lokal Sambut Positif
Zulfitri, pemilik Joel Bungalows, memberikan dukungan penuh. “Kalau pabrik ini terwujud, harga akan turun, persaingan menjadi lebih sehat, dan uang berputar di Aceh. Kami tidak perlu lagi mengirim uang ke Jawa untuk stok barang,” katanya dengan antusias.
Sementara itu, Dr. Yohanna dari Jakarta menggarisbawahi pentingnya kolaborasi. “Investor dan pengusaha lokal harus bekerja sama secara erat. Hanya dengan begitu kita bisa memastikan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegasnya.
Tenaga Kerja Lokal Jadi Prioritas Utama
Mr. Kim, investor lain dari Korea Selatan, memastikan perekrutan pekerja berasal dari warga lokal. Mereka akan mendapatkan pelatihan khusus dari tenaga ahli agar mampu bersaing di industri garmen.
“Kami tidak hanya membangun pabrik. Kami membangun sumber daya manusia yang terampil dan siap menghadapi pasar nasional,” tegas Mr. Kim.
Selain itu, pihaknya juga berencana menciptakan lapangan kerja baru yang stabil. Langkah ini diharapkan mengurangi angka pengangguran di Aceh secara signifikan.
Inisiatortor Tegaskan Komitmen untuk Ekonomi Aceh
Sebagai inisiator pertemuan, Drs. Isa Alima mengaku lega melihat antusiasme para peserta. “Alhamdulillah, silaturahmi ini mempertemukan dua pihak yang memiliki visi sama: memajukan ekonomi Aceh. Saya berharap kerja sama ini benar-benar terwujud demi kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa pabrik garmen akan menjadi pemicu perubahan signifikan. Dengan harga yang lebih terjangkau, peluang kerja baru, dan perputaran uang di daerah, pasar pakaian Aceh akan lebih kuat.
Selama ini, Aceh hanya menjadi konsumen bagi industri pakaian nasional. Namun, dengan pabrik di Aceh Besar, daerah ini bisa naik kelas menjadi produsen yang diperhitungkan.
Pertemuan malam itu mungkin hanya berlangsung beberapa jam. Meski begitu, ide yang lahir darinya berpotensi mengubah arah industri pakaian di Aceh untuk puluhan tahun ke depan.