Shalat Ghaib Berbagi Duka: Ojek Online dan Kapolda Aceh Turut Hadir

Lingkanews.com | Banda Aceh — Para pengemudi ojek online memperlihatkan kekompakan luar biasa saat menggelar shalat ghaib untuk rekan seprofesi mereka yang meninggal dunia di Jakarta. Aksi solidaritas tersebut berlangsung penuh haru setelah shalat dhuhur di Masjid Raya Baiturrahman (MRB), Selasa (2/9/2025).

Ustadz Salman Al-Hafist memimpin shalat ghaib, sedangkan Kapolda Aceh, pengemudi ojek online, dan jamaah lain ikut menunaikan ibadah bersama. Kehadiran mereka menegaskan bahwa duka seorang sahabat adalah duka bersama, serta menjadi wujud nyata ukhuwah Islamiyah.

Ojek Online Tunjukkan Solidaritas Nyata

Sejak siang, puluhan pengemudi ojek online berdatangan secara berkonvoi ke pelataran masjid. Mereka mengenakan atribut hijau khas profesinya sehingga menarik perhatian jamaah lain. Pemandangan ini memperlihatkan betapa kuatnya ikatan batin di antara mereka.

Selain itu, para pengemudi juga mengajak rekan-rekan lain untuk ikut serta. Dengan langkah ini, mereka tidak hanya berdoa, tetapi juga menunjukkan solidaritas dan semangat persaudaraan yang patut diteladani. Momen ini memperlihatkan bahwa profesi yang sering dipandang sederhana ternyata menyimpan nilai kebersamaan yang tinggi.

Kapolda dan Jamaah Bersatu dalam Doa

Kapolda Aceh hadir dan menunaikan shalat ghaib bersama jamaah lain. Kehadirannya menunjukkan kepedulian aparat terhadap masyarakat serta mendukung semangat kebersamaan di tengah suasana duka.

Shalat berlangsung khusyuk, jamaah memenuhi masjid, dan doa bergema dalam suasana penuh haru. Banyak pengemudi tampak meneteskan air mata karena kehilangan sahabat seperjuangan. Di sisi lain, jamaah lain ikut larut dalam keheningan, menandakan duka tersebut turut dirasakan bersama.

Ustadz Zul Arafah Sampaikan Pesan Kehidupan

Usai shalat, Ustadz Zul Arafah memberikan ceramah penuh makna. Ia menekankan pentingnya ukhuwah, saling mendoakan, dan memperkuat iman dengan berbagi dalam suka maupun duka. Menurutnya, shalat ghaib tidak hanya doa, tetapi juga pengikat hati sesama Muslim.

Lebih jauh, ia mengingatkan jamaah agar kematian menjadi pelajaran untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pesan ini memperkuat semangat jamaah, terutama pengemudi ojek online, agar tetap tegar dan kompak menghadapi ujian hidup.

Suasana Penuh Haru di Masjid Raya Baiturrahman

Pelaksanaan shalat ghaib di Masjid Raya Baiturrahman berlangsung dengan suasana khidmat. Jamaah memadati ruangan utama masjid, bahkan sebagian harus berdiri di serambi luar. Setelah doa bersama, terlihat banyak wajah sendu yang tidak mampu menahan tangis.

Beberapa pengemudi ojek online saling berpelukan usai shalat. Mereka menyalurkan rasa kehilangan dengan saling menguatkan. Sikap ini memperlihatkan bahwa kebersamaan mampu mengurangi kesedihan dan menumbuhkan kembali semangat positif.

“Bagi kami, almarhum bukan sekadar teman, tetapi saudara. Shalat ghaib ini adalah cara kami untuk menghormatinya,” kata Fadli, salah satu pengemudi ojek online yang hadir.

Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa profesi mereka bukan hanya soal mencari nafkah, tetapi juga menjalin silaturahmi. “Kami ingin terus menjaga kebersamaan ini, baik dalam suka maupun duka,” tambahnya.

Shalat Ghaib Jadi Simbol Persaudaraan

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ibadah, tetapi juga simbol persaudaraan yang hidup di tengah masyarakat Aceh. Dengan shalat ghaib, para jamaah menegaskan bahwa kebersamaan tetap terjaga meski berbeda profesi.

Lebih dari itu, kegiatan ini juga membuktikan bahwa aparat, ulama, dan masyarakat mampu bersatu dalam doa. Semangat kepedulian lintas profesi diharapkan dapat menginspirasi komunitas lain untuk terus menjaga persaudaraan dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!