LPHK Peteri Pukes Resmi Berdiri di Mendale, Warga Aceh Tengah Kompak Kelola 1.338 Hektare Hutan Kampung
Lingkanews.com | Takengon — Warga Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, kini memiliki pusat kegiatan baru untuk mengelola hutan kampung mereka. Sekretariat Lembaga Pengelola Hutan Kampung (LPHK) Peteri Pukes diresmikan secara resmi pada Kamis (30/10/2025) oleh Asisten Administrasi Umum Setdakab Aceh Tengah, Alam Suhada, yang hadir mewakili Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga.
Peresmian tersebut menjadi momentum penting bagi masyarakat Mendale. Dengan berdirinya lembaga ini, warga kini memiliki wadah resmi untuk menjaga dan mengelola kawasan hutan kampung seluas 1.338 hektare yang sebagian besar merupakan hutan lindung. Kawasan ini memiliki fungsi vital sebagai penyerap air, pengatur iklim mikro, serta penopang kehidupan ekonomi masyarakat sekitar.
Semangat Kolektif untuk Harmoni Alam dan Ekonomi
Pembentukan LPHK Peteri Pukes berangkat dari semangat gotong royong warga Mendale untuk menyeimbangkan pelestarian hutan dengan peningkatan kesejahteraan. Melalui skema perhutanan sosial, lembaga ini mendorong berbagai Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang fokus pada hasil hutan bukan kayu, agroforestry, ekowisata, hingga pengolahan produk turunan bernilai tinggi.
Selain itu, lembaga ini juga menjadi simbol kemandirian masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Mereka tidak lagi hanya bergantung pada hasil hutan mentah, tetapi juga mengolahnya agar memberikan nilai tambah ekonomi. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi penjaga hutan, melainkan juga pelaku aktif pembangunan ekonomi hijau.
Dukungan Nyata dari Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menunjukkan dukungan nyata terhadap inisiatif warga Mendale. Dukungan tersebut diwujudkan melalui penyerahan bangunan eks PDAM Bebuli yang kini difungsikan sebagai sekretariat resmi LPHK Peteri Pukes. Langkah ini membuktikan komitmen pemerintah dalam memperkuat sinergi dengan masyarakat.
Asisten Administrasi Umum Setdakab Aceh Tengah, Alam Suhada, menegaskan bahwa keberhasilan pengelolaan hutan bergantung pada kolaborasi lintas sektor. Ia juga mengingatkan agar setiap kegiatan pengelolaan menghindari praktik merusak, seperti pembakaran hutan atau penebangan liar yang bisa mengancam keseimbangan ekosistem.
“Setiap kegiatan pengelolaan harus menghindari praktik yang merusak. Kuncinya adalah kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha agar keseimbangan antara ekonomi dan ekologi tetap terjaga,” katanya dengan tegas.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan terus memberikan pendampingan teknis agar lembaga ini mampu berkembang dan berinovasi. Dengan begitu, kegiatan ekonomi berbasis hutan dapat menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat Mendale.
Langkah Konkret Menuju Ekonomi Hijau
Menurut Alam Suhada, langkah masyarakat Mendale sangat sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang diusung Pemerintah Aceh Tengah. Upaya menjaga kelestarian hutan sambil meningkatkan kesejahteraan dinilai sebagai contoh nyata penerapan ekonomi hijau di tingkat lokal.
“Langkah seperti ini harus terus kita dukung. Inisiatif masyarakat menjaga hutan sekaligus memanfaatkan hasilnya secara bijak merupakan bentuk tanggung jawab terhadap generasi mendatang,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah, lembaga pengelola, dan masyarakat akan memperkuat daya tahan ekonomi desa. Dengan cara itu, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, melainkan juga motor penggerak pembangunan berbasis lingkungan.
Harapan untuk Masa Depan dan Replikasi Program
Ke depan, Pemerintah Aceh Tengah berencana memperluas dukungan terhadap kelompok masyarakat di daerah lain agar meniru model pengelolaan seperti di Mendale. Pemerintah berharap LPHK Peteri Pukes menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk memadukan pelestarian lingkungan dengan kemandirian ekonomi.
Selain itu, Alam Suhada menilai bahwa semangat kolaboratif warga Mendale dapat memperkuat posisi Aceh Tengah sebagai daerah percontohan perhutanan sosial di Indonesia. Ia optimistis, dengan pendampingan yang konsisten, lembaga ini akan menjadi contoh pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang sukses dan lestari.
Dengan berdirinya LPHK Peteri Pukes, masyarakat Mendale kini menatap masa depan dengan optimisme baru. Mereka tidak hanya menjaga hutan, tetapi juga menghidupkannya kembali sebagai sumber kesejahteraan yang abadi bagi generasi mendatang.





