Aceh Jajaki Investasi Maskapai Aceh Airlines, Mualem Temui Investor Timur Tengah di Mekkah

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), memaparkan peluang investasi di Aceh kepada para investor Timur Tengah dalam pertemuan di Makkah, Kamis (16/10/2025).

Lingkanews.com | Mekkah — Gubernur Aceh Muzakir Manaf, yang akrab disapa Mualem, mengumumkan rencana pendirian maskapai Aceh Airlines sebagai langkah strategis untuk membuka konektivitas udara langsung dari Aceh ke berbagai kota besar di Indonesia dan negara-negara Timur Tengah.

Rencana tersebut ia sampaikan saat bertemu dengan sejumlah investor asal Timur Tengah di Kota Mekkah Al-Mukarramah, Arab Saudi, Kamis (16/10/2025). Pertemuan ini diinisiasi oleh perusahaan investasi ternama Sadeen Al-Bait Group dan dihadiri oleh pengusaha dari Arab Saudi, Qatar, Sudan, Kuwait, serta Uni Emirat Arab (UEA).

Investor Timur Tengah Sambut Rencana Aceh Airlines

Dalam forum investasi itu, perusahaan Alzayer Group dari Arab Saudi menyatakan komitmen untuk menanamkan modal di Aceh Airlines. Mereka berencana menyediakan delapan unit pesawat berbagai ukuran guna memperkuat armada penerbangan Aceh.

Mualem menjelaskan bahwa pendirian Aceh Airlines bukan hanya memperkuat sektor transportasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Aceh. Ia menegaskan bahwa konektivitas udara langsung akan mempermudah arus barang dan wisatawan, sekaligus mendukung pertumbuhan industri lokal dan UMKM di berbagai daerah.

Ia juga memastikan bahwa Pemerintah Aceh akan memberikan kemudahan perizinan dan menjamin kepastian hukum bagi investor yang berkomitmen membangun Aceh. Menurutnya, investasi ini menjadi pintu masuk bagi Aceh untuk bersaing di tingkat regional dan global.

Dorong Investasi di Sektor Pengolahan dan Energi

Selain pendirian maskapai, Mualem juga mendorong investor untuk menjajaki peluang kerja sama di sektor industri pengolahan. Ia menawarkan potensi besar di bidang pabrik minyak kelapa sawit, pengolahan ikan, wood pellet, dan energi biomassa.

Perusahaan Sadeen Al-Bait Group menyatakan minat untuk mengembangkan investasi energi biomassa di Aceh. Sementara itu, Al-Barrak Company asal Kuwait berminat membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dan pabrik ikan kaleng yang melibatkan tenaga kerja lokal.

Mualem menambahkan bahwa penguatan industri berbasis sumber daya lokal akan memberi dampak ekonomi langsung bagi masyarakat Aceh. Ia menegaskan keinginannya agar setiap investasi membawa manfaat nyata, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Perluasan Kerja Sama Pendidikan

Selain sektor ekonomi, pertemuan tersebut juga menyoroti kerja sama di bidang pendidikan. Dekan Fakultas Bahasa Arab Universitas Ummul Qura di Mekkah menyatakan kesiapannya menjalin kemitraan dengan Pemerintah Aceh. Kolaborasi tersebut mencakup program beasiswa bagi putra-putri Aceh dan pengembangan pendidikan bahasa Arab di dayah serta lembaga pendidikan di Aceh.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kompetensi generasi muda Aceh agar mampu bersaing di tingkat internasional. Mualem menilai investasi di bidang pendidikan sangat penting karena sumber daya manusia unggul menjadi fondasi pembangunan Aceh yang berkelanjutan.

Komitmen Aceh Jadi Pusat Ekonomi Baru

Pertemuan di Mekkah menjadi tonggak penting dalam memperkuat posisi Aceh sebagai pintu gerbang investasi di kawasan barat Indonesia. Pemerintah Aceh terus memperluas kerja sama internasional dan membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak.

Mualem menegaskan bahwa visinya ialah menjadikan Aceh sebagai daerah yang mandiri secara ekonomi, berdaya saing tinggi, dan terhubung langsung dengan pasar global. Ia menambahkan bahwa Aceh siap menjadi pusat ekonomi baru berbasis sumber daya lokal dan konektivitas internasional.

Dengan dukungan investor Timur Tengah dan kolaborasi lintas sektor, Aceh kini berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!