Beras Murah untuk Warga Banda Aceh, Pemko Salurkan 2,5 Ton di Tiap Kecamatan

Lingkanews.com | Banda Aceh — Pemerintah Kota Banda Aceh kembali menggelar program Gerakan Pangan Murah (GPM) Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai langkah konkret menekan harga beras yang melonjak di pasaran. Setelah sukses menjangkau masyarakat Kecamatan Baiturrahman pada 24–25 Juli 2025, program ini kini menyasar delapan kecamatan lainnya secara bertahap.

Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Kota Banda Aceh berkolaborasi dengan Perum BULOG Kanwil Aceh dalam mendistribusikan beras subsidi tersebut. Tujuan utamanya yaitu menjaga daya beli masyarakat, sekaligus memastikan ketersediaan bahan pokok tetap stabil di tengah gejolak pasar.


Distribusi Beras Murah Digelar Bertahap hingga 11 Agustus

Kepala DP2KP Banda Aceh, M. Nurdin, menjelaskan bahwa pelaksanaan GPM beras murah digelar mulai 31 Juli 2025 di Kecamatan Syiah Kuala. Setelah itu, tim akan bergerak ke Kecamatan Kuta Alam pada 1 Agustus, Ulee Kareng tanggal 4, Kuta Raja tanggal 5, Meuraxa tanggal 6, Lueng Bata tanggal 7, Jaya Baru tanggal 8, dan Banda Raya pada tanggal 11 Agustus.

“Kami telah menyiapkan jadwal dan lokasi distribusi di delapan kecamatan agar penyebaran bantuan bisa merata. Ini bentuk kepedulian pemerintah dalam menyikapi kenaikan harga beras yang telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET),” ujar Nurdin.

Melalui pelaksanaan yang sistematis dan terjadwal, DP2KP berharap masyarakat dapat lebih mudah mengakses bantuan ini tanpa harus menempuh jarak yang jauh.


2,5 Ton Beras untuk Setiap Kecamatan, Pembelian Dibatasi Demi Pemerataan

Pemerintah menetapkan kuota 2,5 ton beras SPHP untuk masing-masing kecamatan. Nurdin menjelaskan bahwa setiap warga hanya diperbolehkan membeli maksimal dua karung perorangan, dengan total 10 kilogram.

“Satu karung berisi lima kilogram, kami jual seharga Rp65 ribu per karung. Harga ini sesuai dengan HET, yaitu Rp13.100 per kilogram. Kami ingin semua lapisan masyarakat mendapatkan akses yang sama, jadi kami batasi pembelian agar tidak terjadi penimbunan,” jelasnya.

Selain itu, DP2KP juga menggandeng perangkat gampong, camat, dan pihak keamanan untuk mengatur antrean dan mengawasi distribusi agar tetap tertib serta tepat sasaran.


Harga Beras Naik, GPM Jadi Solusi Nyata Pemerintah Kota

Harga beras di pasaran saat ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Beberapa pengecer bahkan menjual beras medium di atas Rp14.000 per kilogram, melampaui batas yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ini memicu kekhawatiran masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.

Melihat hal itu, Pemko Banda Aceh berinisiatif mengambil peran aktif melalui GPM. Program ini bukan hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga merupakan bagian dari strategi jangka menengah untuk menjaga stabilitas harga pangan pokok.

“Gerakan Pangan Murah menjadi langkah konkret untuk mengendalikan inflasi pangan. Apalagi saat ini banyak masyarakat merasakan tekanan ekonomi akibat harga bahan pokok yang terus naik,” tambah Nurdin.


Antusiasme Warga Tinggi, Edukasi Konsumen Juga Dilakukan

Seiring dengan pelaksanaan GPM, DP2KP juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengedukasi masyarakat mengenai pola konsumsi pangan yang sehat dan efisien. Petugas memberikan informasi langsung kepada pembeli mengenai pentingnya diversifikasi pangan serta manfaat konsumsi beras SPHP yang memiliki kualitas baik.

Sementara itu, antusiasme warga terlihat tinggi di lokasi distribusi. Warga mengapresiasi langkah cepat Pemko dalam menghadirkan pangan murah yang bisa dijangkau masyarakat secara langsung.

“Program ini sangat membantu kami. Harga beras di pasar terlalu tinggi, dan kami kesulitan membeli dalam jumlah banyak,” ujar Yusnidar, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Syiah Kuala.

DP2KP juga membuka ruang evaluasi untuk meningkatkan layanan ke depannya. Jika permintaan meningkat dan situasi masih belum stabil, bukan tidak mungkin program ini diperpanjang atau diperluas ke lokasi lain.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!