BI Aceh Gelar Meuseuraya Festival 2025, Dorong Ekonomi Syariah dan UMKM Naik Kelas

Lingkanews.com | Banda Aceh — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh bersama Pemerintah Aceh resmi menggelar Meuseuraya Festival 2025. Ajang tahunan ini berlangsung dari 24 hingga 28 September 2025 di Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh. Festival tersebut mengusung tema “Kolaborasi Meningkatkan Daya Saing Aceh Melalui Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Inklusif, Digital, dan Berkelanjutan”.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Agus Chusaini, menegaskan bahwa festival ini menjadi wujud nyata komitmen BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Ia menekankan bahwa BI terus memfokuskan dukungan pada pengembangan UMKM, penguatan ekonomi syariah, serta transformasi digital yang berkelanjutan.


Pembukaan Festival Tampilkan Budaya Aceh

Acara pembukaan berlangsung meriah pada Rabu malam (24/9/2025) dengan kehadiran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh, kalangan perbankan, akademisi, asosiasi, pelaku usaha, media, serta masyarakat umum.

Ratusan penari muda menampilkan Tarian Kolosal Ratoh Jaroe yang menggambarkan kekompakan, kebersamaan, dan kekayaan budaya Aceh. Tepuk tangan meriah dari ribuan penonton mengiringi setiap gerakan tari yang penuh semangat.

Setelah itu, panggung berubah menjadi ajang mode Islami melalui pagelaran Aceh Fashion Collaboration. Desainer lokal mempersembahkan karya busana Islami dengan sentuhan budaya Aceh yang dikemas modern dan kontemporer. Kolaborasi tersebut memperlihatkan potensi ekonomi kreatif yang dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional.


Ragam Kegiatan untuk UMKM dan Masyarakat

Selama lima hari penyelenggaraan, Meuseuraya Festival 2025 menghadirkan berbagai kegiatan edukatif, inspiratif, dan menghibur. Panitia menyusun program yang menyentuh berbagai aspek ekonomi, budaya, dan komunitas.

Pertama, Expo dan Bazar UMKM Tematik menghadirkan kategori berbeda, yaitu Kupie Nanggroe (kopi), Kuliner Nanggroe (makanan khas), Kreasi Nanggroe (produk kreatif), Aroma Nanggroe (parfum), serta Galeri Kriya dan Wastra Aceh. Setiap stan memperlihatkan inovasi dan kualitas produk lokal Aceh.

Kedua, Business Matching dan Showcasing 120 UMKM Aceh mempertemukan pelaku usaha dengan pembeli potensial, lembaga keuangan, serta mitra strategis. Agenda ini memberi peluang nyata bagi UMKM Aceh untuk memperluas pasar, menambah jejaring bisnis, dan meningkatkan akses permodalan.

Ketiga, Workshop UMKM dan Kewirausahaan membekali pelaku usaha dengan materi branding, pemasaran digital, hingga strategi pengembangan produk. Fasilitator yang hadir berasal dari praktisi bisnis, akademisi, serta pelaku usaha sukses.

Keempat, Live Cooking Workshop “Taste of Aceh” mempromosikan kuliner khas daerah kepada masyarakat. Chef profesional bersama pelaku kuliner lokal memperlihatkan teknik memasak tradisional yang dipadukan dengan sentuhan modern.


Seminar Inspiratif dan Pertunjukan Budaya Islami

Selain pameran dan workshop, festival juga menghadirkan seminar unggulan dan talkshow inspiratif. Narasumber berasal dari kalangan pakar ekonomi syariah, praktisi digital, hingga tokoh penggerak UMKM. Diskusi membahas peluang Aceh untuk menjadi pusat ekonomi syariah yang inklusif dan kompetitif.

Sementara itu, panggung utama menampilkan pertunjukan seni budaya Islami, mulai dari lomba nasyid, tari Ratoh Jaroe, hingga kompetisi komunitas. Anak-anak muda Aceh memperlihatkan kreativitas mereka dengan penuh semangat. Penonton menikmati hiburan sambil belajar nilai budaya yang sarat makna.


Harapan BI untuk Pertumbuhan Ekonomi Aceh

Dalam sambutannya, Agus Chusaini menekankan bahwa Meuseuraya Festival 2025 tidak sekadar pesta budaya. Ia menilai ajang ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor, menggali potensi daerah, dan menghadirkan inovasi baru yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi.

“Sejak pertama kali digelar pada 2023, Meuseuraya Festival konsisten menjadi ruang inspirasi yang inklusif. Tahun ini, kami ingin festival ini memberi dampak lebih besar, tidak hanya bagi UMKM, tetapi juga bagi ekosistem ekonomi syariah dan budaya Aceh yang bernilai ekonomi tinggi,” ujar Agus.

Agus juga mengajak masyarakat Aceh untuk hadir, berpartisipasi, dan memeriahkan seluruh rangkaian kegiatan. Ia meyakini dukungan masyarakat akan memperkuat posisi festival sebagai salah satu agenda ekonomi dan budaya terbesar di Aceh.


Festival Sebagai Ruang Kolaborasi dan Inovasi

Meuseuraya Festival 2025 berdiri sebagai ruang kolaborasi antara pemerintah, perbankan, pelaku usaha, komunitas, dan akademisi. Semua pihak dapat saling belajar, bertukar gagasan, serta membangun jejaring untuk memperkuat daya saing Aceh.

Pameran, seminar, dan pertunjukan budaya yang digelar mencerminkan semangat inklusif. Festival ini membuktikan bahwa inovasi ekonomi syariah dapat berjalan seiring dengan pelestarian budaya lokal. Sinergi tersebut menjadi modal penting untuk membawa Aceh lebih kompetitif di masa depan.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!