Wagub Fadhlullah: FKPA Harus Jadi Wadah Kreativitas dan Pemberdayaan Perempuan Aceh

Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE., berfoto bersama Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar, Ketua Umum FKPA Hj. Kartini, Sekretaris FKPA Dra. Muslihah, serta jajaran pengurus DPP dan DPD FKPA se-Aceh usai pelantikan periode 2025–2030 di Banda Aceh, Jumat (29/8/2025).

Lingkanews.com | Banda Aceh — Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE., menegaskan bahwa Forum Kreatif Perempuan Aceh (FKPA) harus menjadi wadah aktualisasi, kolaborasi, serta pemberdayaan perempuan Aceh dalam bidang seni, budaya, ekonomi kreatif, dan UMKM. Pesan tersebut ia sampaikan saat menghadiri pelantikan pengurus FKPA periode 2025–2030 di Banda Aceh, Jumat (29/8/2025).


FKPA Lahir Sebagai Wadah Pemberdayaan

Pelantikan Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah FKPA dipimpin langsung oleh Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar. Hj. Kartini dilantik sebagai Ketua Umum, sementara Dra. Muslihah menjabat Sekretaris. Keduanya memimpin bersama puluhan pengurus lainnya, termasuk 20 DPD FKPA se-Aceh.

Wagub Fadhlullah menekankan bahwa perempuan Aceh sejak masa lalu berperan besar dalam menjaga budaya dan peradaban. Ia menyebut nama-nama pahlawan perempuan seperti Cut Nyak Dhien, Laksamana Malahayati, dan Pocut Meurah Intan. Menurutnya, semangat kepemimpinan itu kini kembali dihidupkan melalui FKPA.


Perempuan Jadi Tulang Punggung UMKM

Dalam pidatonya, Wagub menyoroti kontribusi besar perempuan di sektor ekonomi, khususnya UMKM. Ia menyebut data nasional yang menunjukkan 64 persen pelaku UMKM adalah perempuan, bahkan di Aceh jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki.

Fadhlullah menyampaikan bahwa perempuan Aceh telah menggerakkan ekonomi melalui usaha kuliner, kerajinan, fesyen, hingga pemasaran digital. Menurutnya, kiprah tersebut tidak hanya menopang keluarga, tetapi juga mengangkat budaya lokal dan membawa produk Aceh masuk ke pasar nasional hingga global.


Pembangunan Harus Berakar di Desa

Wagub menegaskan pembangunan Aceh harus dimulai dari desa atau gampong. Ia mencontohkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah berjalan di 206 titik dapur, dengan 70 dapur aktif beroperasi. Targetnya, seluruh dapur tersebut aktif pada akhir 2025.

Ia juga menambahkan rencana pendirian koperasi Merah Putih di setiap desa. Koperasi ini akan menjadi jalur distribusi utama pupuk, LPG, serta kebutuhan dasar lainnya. Selain itu, koperasi juga berperan sebagai pemasok program MBG. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Aceh hanya akan tercapai jika desa dibangun secara mandiri dan produktif.


Semangat FKPA Menguatkan Perempuan Aceh

Ketua Umum FKPA, Hj. Kartini, menyampaikan rasa bangga atas kehadiran para perempuan dari berbagai daerah yang rela datang ke Banda Aceh. Ia menjelaskan bahwa FKPA lahir dari semangat 31 organisasi perempuan lintas profesi. Menurutnya, FKPA tidak hanya sekadar organisasi, melainkan gerakan nilai Islam dan Pancasila yang berorientasi pada peningkatan kompetensi perempuan.

Kartini menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan harus dilakukan melalui kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, dan mitra strategis. Ia berharap FKPA dapat melahirkan perempuan Aceh yang tangguh, bermartabat, serta memiliki daya saing. Ia juga mengajak seluruh anggota menjaga kebersamaan agar menjadi kekuatan dalam mengabdi untuk Aceh.


Kehadiran Tokoh dan Dukungan Pemerintah

Pelantikan FKPA juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh (DP3A) Meutia Juliana. Selain itu, hadir pula istri Wakil Gubernur Aceh Hj. Mukarramah dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat. Kehadiran mereka memperlihatkan dukungan kuat dari pemerintah dan tokoh masyarakat untuk gerakan perempuan Aceh.

Dengan dukungan tersebut, FKPA diharapkan menjadi mitra pemerintah dalam melahirkan program-program nyata. Organisasi ini diyakini mampu memperkuat peran perempuan Aceh di berbagai sektor pembangunan.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!