Wabup Nagan Raya Buka Lomba TTG, Budaya Aceh, dan Masak B2SA di Tripa Makmur

Lingkanews.com | Suka Makmue Wakil Bupati (Wabup) Nagan Raya, Raja Sayang, secara resmi membuka serangkaian lomba inovatif dan budaya yang digelar oleh Pemerintah Kecamatan Tripa Makmur pada Sabtu, 28 Juni 2025. Kegiatan ini dipusatkan di Lapangan Bola Kaki Gampong Kuala Tripa dan berlangsung selama tiga hari, hingga 30 Juni 2025.

Acara ini mencakup Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG), Lomba Seni Budaya Aceh, serta Lomba Masak Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Sebanyak 550 peserta dari 11 gampong di Kecamatan Tripa Makmur ikut serta dan menampilkan berbagai kreativitas serta potensi lokal.

Dalam sambutannya, Wabup Raja Sayang menyampaikan bahwa TTG merupakan salah satu jalan keluar bagi masyarakat dalam menciptakan inovasi berbasis sumber daya lokal. Teknologi ini, menurutnya, tidak harus canggih, tetapi harus relevan dan bermanfaat bagi kebutuhan warga.

“Teknologi Tepat Guna sangat penting untuk menjawab tantangan-tantangan di desa. Jika dimanfaatkan dengan baik, ini bisa mendongkrak produktivitas dan kemandirian ekonomi warga,” ujar Raja Sayang.


B2SA dan Seni Budaya: Menyelaraskan Gizi dan Warisan Tradisi

Selain fokus pada teknologi, Raja Sayang juga menyoroti pentingnya pola konsumsi makanan sehat melalui Lomba Masak B2SA. Ia mendorong masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pemuda, untuk lebih kreatif mengolah bahan pangan lokal agar bernutrisi dan menarik.

“Melalui B2SA, kita ingin menanamkan kesadaran bahwa makanan sehat bisa berasal dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita. Tinggal bagaimana kita mengolahnya secara kreatif,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Wabup juga mengapresiasi pelaksanaan Lomba Seni Budaya Aceh yang menampilkan berbagai kesenian tradisional seperti Rapai Geleng, Marhaban, Tari Ranup Lampuan, dan Dalail Khairat. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari pelestarian identitas daerah.

“Kita memiliki budaya yang kaya dan luhur. Melalui lomba ini, saya berharap kita semua semakin bangga dan terdorong untuk melestarikan budaya Aceh dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Raja Sayang.


Partisipasi Luas dan Kolaborasi Semua Elemen

Pelaksana Tugas (Plt) Camat Tripa Makmur, Muhammad Idris, menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan memeriahkan kalender pembangunan daerah, tetapi juga membentuk masyarakat yang inovatif dan berbudaya. Ia menyampaikan bahwa partisipasi peserta sangat tinggi dan mencerminkan semangat gotong royong yang kuat di tingkat desa.

“Sebanyak 550 peserta ambil bagian dalam perlombaan ini. Mereka berasal dari 11 gampong di Tripa Makmur. Ini menunjukkan antusiasme dan kepedulian masyarakat terhadap pembangunan berbasis kearifan lokal,” jelas Idris.

Adapun jenis lomba yang dilaksanakan meliputi Stan TTG, Dalail Khairat, Marhaban, Rapai Geleng, Rapai Daboh (Debus), Tari Ranup Lampuan, Tari Kreasi, serta Lomba Masak B2SA. Menurut Idris, keberagaman jenis lomba menjadi kekuatan utama acara ini karena menyentuh berbagai aspek pembangunan manusia.


Apresiasi Pemkab dan Harapan untuk Masa Depan

Selain membuka acara, Wabup Raja Sayang juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh elemen yang telah berkontribusi. Ia menyebut Forkopimcam, pemerintah gampong, tokoh masyarakat, hingga panitia sebagai kunci keberhasilan kegiatan tersebut.

“Kami sangat menghargai kerja keras semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan ini. Semangat kolaboratif seperti ini perlu terus dipupuk karena ini modal sosial dalam membangun daerah,” tegasnya.

Ia berharap kegiatan serupa dapat digelar secara rutin dengan peningkatan skala dan kualitas. Dengan begitu, masyarakat desa tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam pembangunan.

Dalam kegiatan itu turut hadir Ketua TP-PKK Nagan Raya Ny. Cut Inda TR Keumangan, Staf Ahli PKK Ny. Safriati Raja Sayang, sejumlah anggota DPRK, para keuchik, Forkopimcam Tripa Makmur, dan ratusan masyarakat setempat.


Membangun Desa, Menguatkan Akar Budaya

Secara keseluruhan, kegiatan yang berlangsung di Tripa Makmur ini menjadi bukti bahwa pembangunan tidak selalu harus berorientasi pada fisik dan infrastruktur. Justru, pembangunan yang berbasis teknologi lokal, kesadaran gizi, dan pelestarian budaya dapat memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat.

Dengan kombinasi antara inovasi dan budaya, Tripa Makmur menunjukkan bahwa desa bisa menjadi pusat inspirasi, kreatifitas, dan ketahanan sosial. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya pun berkomitmen mendukung inisiatif serupa di kecamatan lain sebagai bagian dari pembangunan inklusif dan berkelanjutan.

Berikan Komentar