Pemkab Aceh Besar Dorong Literasi Digital Lewat Lokakarya untuk Siswa dan Mahasiswa
Lingkanews.com | Jantho — Pemerintah Kabupaten Aceh Besar terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kapasitas masyarakat menghadapi tantangan era digital. Selasa, 22 Juli 2025, Bupati Aceh Besar H. Muharram Idris melalui Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekdakab Aceh Besar, Jamaluddin S.Sos, MM, secara resmi membuka Lokakarya Literasi Digital di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Besar, Kota Jantho.
Literasi Digital Jadi Fokus Penguatan Masyarakat
Dalam sambutannya, Jamaluddin menekankan pentingnya literasi digital sebagai bekal menghadapi derasnya arus informasi yang datang melalui teknologi. Ia mengajak seluruh peserta untuk mengembangkan kecakapan berpikir kritis dan bijak dalam bermedia.
“Di tengah era informasi yang begitu cepat, kita perlu memastikan masyarakat memiliki kemampuan memahami dan menyaring informasi secara tepat. Oleh karena itu, literasi digital menjadi fondasi utama,” ujar Jamaluddin dengan penuh semangat.
Ia juga menyoroti peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, tanpa pemahaman yang kuat, masyarakat mudah terjebak dalam informasi palsu atau ujaran kebencian. “Kita tidak hanya perlu tahu cara menggunakan teknologi, tetapi juga harus sadar akan dampaknya. Itulah sebabnya lokakarya ini menjadi sangat relevan,” tambahnya.
Perpustakaan Menjadi Ruang Edukasi Digital
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Besar, Fazlun SH MT, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari upaya menyelaraskan peran perpustakaan sebagai pusat informasi modern. Ia mengatakan, perpustakaan bukan hanya tempat membaca buku, melainkan juga ruang membangun kesadaran digital.
“Melalui lokakarya ini, kami ingin menghadirkan pembelajaran yang kontekstual. Peserta dapat memahami bagaimana bersikap bijak di dunia digital. Kami melibatkan narasumber dari Ikatan Pustakawan Indonesia dan tenaga ahli dari Disperpusip Aceh Besar,” jelas Fazlun.
Fazlun juga menambahkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar tingkat menengah, mahasiswa, dan masyarakat umum. “Kami sangat mengapresiasi antusiasme peserta. Ini menandakan adanya kebutuhan yang nyata dalam membangun literasi digital secara menyeluruh,” tuturnya.
Sinergi Antar Generasi untuk Dunia Digital yang Aman
Sepanjang sesi lokakarya, peserta memperoleh materi seputar etika digital, manajemen informasi, keamanan data pribadi, hingga cara mengenali berita hoaks. Para pemateri mengemas topik-topik ini secara interaktif, sehingga para peserta tetap terlibat aktif selama kegiatan berlangsung.
Jamaluddin mengajak peserta untuk menjadikan momen ini sebagai titik awal membangun komunitas digital yang sehat. “Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai ruang saling belajar, saling menginspirasi, dan memperkuat kolaborasi antara siswa, mahasiswa, dan masyarakat,” katanya.
Ia juga berharap kegiatan ini tidak berhenti di ruangan lokakarya saja. Menurutnya, ilmu yang didapat perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika berinteraksi di media sosial. “Kita semua bertanggung jawab menciptakan ruang digital yang positif dan bermanfaat,” tegasnya.
Membangun Generasi Bijak Bermedia
Fazlun menyampaikan harapan agar peserta tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga agen perubahan dalam komunitasnya. Ia meyakini bahwa dengan literasi digital yang kuat, masyarakat Aceh Besar dapat membentuk budaya bermedia yang etis dan berintegritas.
“Kami ingin para peserta menularkan pemahaman ini kepada teman-teman mereka di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal. Dengan begitu, ekosistem digital kita akan menjadi lebih sehat dan produktif,” pungkas Fazlun.
Kegiatan yang berlangsung sehari penuh itu membuktikan bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam menghadapi tantangan zaman. Dengan memanfaatkan peran strategis perpustakaan, Pemkab Aceh Besar membuka ruang-ruang edukasi digital yang inklusif dan berdampak luas.