Tenun Songket “Lindung Bulan” Aceh Tamiang Curi Perhatian di HUT Dekranas Balikpapan

Lingkanews.com | Balikpapan — Anjungan Dekranasda Aceh Tamiang mencuri perhatian dalam pameran Hari Ulang Tahun Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Produk unggulan daerah berupa tenun songket “Lindung Bulan” menjadi primadona pengunjung yang antusias memotret, bertanya, hingga memesan langsung kain khas tersebut.

Para penjaga anjungan terlihat sibuk melayani permintaan yang terus mengalir sejak pagi. Mereka menjawab pertanyaan, menjelaskan makna motif, hingga mengatur transaksi pembelian secara langsung. Kegiatan di stan ini berjalan dinamis dan atraktif sepanjang hari.


Motif Pucuk Rebung Jadi Favorit, Harga Tembus Dua Juta Rupiah

Songket “Lindung Bulan” bukan sekadar kain, melainkan simbol budaya Aceh Tamiang yang telah mendapatkan perlindungan hukum sejak 2021 sebagai kekayaan intelektual komunal. Ketua Dekranasda Aceh Tamiang, Ny. Yuyun Armia, menyebut minat pengunjung terhadap produk lokal ini menjadi bukti bahwa warisan budaya bisa bersaing di pasar nasional.

“Alhamdulillah, antusiasme ini menjadi motivasi besar bagi para pengrajin. Kita ingin songket Tamiang semakin dikenal luas dan membawa manfaat nyata bagi ekonomi keluarga pengrajin,” ungkap Yuyun melalui pesan tertulis, Kamis (10/7/2025).

Ia menjelaskan bahwa harga kain bervariasi, tergantung tingkat kesulitan dan motif yang dipilih. “Harga satu lembar kain tenun mulai dari Rp800 ribu hingga Rp2 juta. Motif yang paling dicari adalah Pucuk Rebung, karena memiliki filosofi keteguhan dan pertumbuhan,” tambahnya.


Jilbab dan Kerajinan Lidi Sawit Juga Laris, Bukti Diversifikasi Produk Berhasil

Tidak hanya songket, jilbab bermotif khas Aceh Tamiang juga laku keras. Produk ini diminati karena desainnya yang unik dan cocok dipadukan dengan berbagai gaya busana. Tim Dekranasda Aceh Tamiang juga memamerkan kerajinan dari lidi sawit, seperti tas, hiasan meja, dan tempat tisu. Semua produk menunjukkan sentuhan kreatif pengrajin lokal.

“Kami ingin semua karya pengrajin tampil maksimal. Setiap produk lahir dari ketekunan, kecintaan pada budaya, dan semangat untuk membangun ekonomi keluarga,” ujar Yuyun.

Suasana di anjungan pun tetap ramai hingga sore. Banyak pengunjung yang datang kembali untuk melihat koleksi lain atau membayar pesanan yang sudah dipesan sebelumnya.


25 Motif Tenun Telah Dipatenkan, Tapi Produksi Masih Terbatas

Hingga kini, Aceh Tamiang telah mematenkan 25 motif tenun songket sebagai identitas lokal. Namun, Yuyun mengakui bahwa kapasitas produksi masih menjadi tantangan utama. Para pengrajin kebanyakan bekerja secara manual dengan peralatan tradisional dan waktu produksi yang panjang.

“Pasarnya ada. Permintaannya terus naik. Tapi kami harus mempercepat produksi tanpa mengurangi kualitas. Itu PR besar kami,” ujar Yuyun tegas.

Oleh karena itu, pihaknya berharap adanya kolaborasi dengan pemerintah dan swasta untuk mendukung peningkatan alat produksi, pelatihan, dan akses promosi digital.


Pejabat dan Tokoh Nasional Apresiasi Kualitas Produk Aceh Tamiang

Selama pameran berlangsung, anjungan Aceh Tamiang telah dikunjungi oleh beberapa pejabat pusat, pengurus Dekranas nasional, dan anggota DPR RI. Mereka memberikan apresiasi terhadap kualitas dan keberagaman produk yang dipamerkan. Beberapa bahkan menyatakan ketertarikan untuk menjalin kerja sama pemasaran di luar Aceh.

Ketua panitia pelaksana HUT Dekranas juga menyebut stan Aceh Tamiang sebagai salah satu yang paling aktif dan konsisten menyajikan narasi budaya kepada pengunjung. Tim dari Dekranasda aktif menjelaskan sejarah songket, filosofi motif, serta kisah para pengrajin.


Momentum Promosi Daerah yang Harus Dimanfaatkan

Menutup pernyataannya, Yuyun berharap kegiatan ini bisa membuka jalan bagi produk lokal Aceh Tamiang untuk lebih dikenal. Ia menekankan bahwa peran pemerintah daerah sangat penting dalam mendorong ekonomi kreatif, khususnya bagi pelaku UMKM perempuan dan keluarga pengrajin.

“Kami ingin menjadikan pameran ini sebagai ajang pembuktian bahwa produk lokal bisa naik kelas. Tidak hanya tampil, tapi juga bertahan dan menang di pasar,” tutupnya.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!