Wakil Bupati Pidie Jaya Akui Pukul Kepala SPPG, Bupati Persilakan Lapor Polisi
Lingkanews.com | Meureudu — Suasana dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, berubah tegang, Kamis (30/10/2025) pagi. Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, melakukan kekerasan fisik terhadap Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gampong Sagoe, Muhammad Reza.
Peristiwa itu terjadi saat Hasan Basri mendatangi dapur MBG tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kedatangannya berujung pada pertikaian terbuka di hadapan relawan dan staf program. Kejadian tersebut kini telah dilaporkan secara resmi oleh pihak SPPG ke Deputi Pemantauan dan Pengawasan Badan Gizi Nasional (BGN).
Ketegangan Pecah di Dapur MBG Sagoe
Insiden bermula sekitar pukul 07.58 WIB ketika Hasan Basri tiba di lokasi. Ia langsung menuju area pemorsian dan memeriksa nasi yang disiapkan untuk program MBG. Menurut laporan tertulis pihak SPPG, Hasan Basri memeras nasi dan menuding kondisinya dingin, meski pihak SPPG telah mengikuti petunjuk teknis pengolahan makanan bergizi.
Relawan menjelaskan bahwa proses pengolahan dilakukan empat hingga enam jam sebelum waktu makan bersama, sesuai Juknis resmi halaman 27 poin b. Namun, penjelasan itu tak digubris. Ketegangan meningkat saat Hasan Basri membentak relawan, membanting tempat nasi, dan mengeluarkan ancaman akan menutup serta membakar dapur. Ia juga melontarkan kata-kata kasar di hadapan seluruh petugas.
Pemukulan Terjadi di Depan Relawan
Sekitar pukul 08.05 WIB, Kepala SPPG Gampong Sagoe, Muhammad Reza, tiba di lokasi. Tanpa banyak bicara, Hasan Basri langsung memukulnya. Pukulan dilakukan di hadapan sejumlah relawan yang panik mencoba melerai. Namun, upaya mereka justru dibalas bentakan dan makian dari Wakil Bupati.
Aksi tersebut baru berhenti setelah asisten pribadi Hasan Basri turun tangan dan menarik pimpinannya keluar dari lokasi dapur. Pasca-kejadian, Muhammad Reza bersama relawan dan Koordinator Pokja Kecamatan Trienggadeng menghadap Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, untuk menyampaikan laporan.
Bupati Sibral: Silakan Lapor ke Polisi
Bupati Sibral mengaku telah menerima penjelasan lengkap dari pihak SPPG Sagoe. Ia menegaskan bahwa penyelesaian bisa dilakukan secara hukum apabila pihak korban tidak dapat menerima insiden tersebut.
“Jika pihak SPPG tidak bisa menerima kejadian ini, silakan melapor ke aparat hukum setempat,” ujar pernyataan resmi yang dikutip dari laporan SPPG. Hingga Kamis malam, pihak SPPG belum membuat laporan ke kepolisian. Mereka baru menjalani pemeriksaan visum di rumah sakit untuk bukti medis.
Wakil Bupati Akui Pukul Empat Kali
Dalam keterangannya kepada media, Wakil Bupati Hasan Basri mengakui tindakannya. Ia mengatakan memukul Muhammad Reza karena merasa kecewa terhadap kedisiplinan kepala SPPG. “Seingat saya, empat kali saya hantam,” kata Hasan Basri kepada wartawan.
Ia berdalih bahwa aksinya muncul karena spontanitas saat melakukan inspeksi mendadak ke dapur MBG. “Saya temukan makanan keras dan dingin. Kepala dapur tidak ada di tempat. Saat datang, saya langsung hantam. Tidak semuanya kena, mungkin hanya sedikit,” ujarnya. Hasan Basri menilai tindakannya itu sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kualitas makanan untuk anak-anak penerima program MBG.
Tanggung Jawab atau Kekerasan?
Meski Hasan Basri berdalih menegakkan disiplin, banyak pihak menilai tindakannya berlebihan. Ia bahkan membandingkan dapur MBG Sagoe dengan dapur di Gampong Mesjid yang dinilainya lebih bersih dan sesuai standar. “Kalau di Sagoe, seperti dapur pura-pura,” katanya.
Insiden ini menimbulkan reaksi keras di kalangan relawan dan pemerhati program MBG. Mereka menilai kekerasan fisik tidak dapat dibenarkan dalam bentuk apapun, apalagi dilakukan oleh pejabat publik di depan masyarakat. Hingga kini, publik menunggu langkah resmi Bupati Pidie Jaya dan aparat penegak hukum dalam menindaklanjuti kasus tersebut.





