Wali Nanggroe dan Kapolda Aceh Bahas Kesiapsiagaan Hadapi Cuaca Ekstrem
Lingkanews.com | Banda Aceh — Menghadapi meningkatnya curah hujan dan ancaman banjir di sejumlah wilayah Aceh, Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar, bersilaturahmi ke Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Aceh, Senin (20/10/2025).
Kedatangan Wali Nanggroe sekitar pukul 10.00 WIB disambut langsung oleh Kapolda Aceh Irjen Pol Drs. Marzuki M.Si. Keduanya duduk bersama dalam suasana hangat dan penuh keakraban.
Bahas Strategi Tanggap Darurat Musim Hujan
Kabag Kerjasama dan Humas Wali Nanggroe, Zulfikar Idris, menjelaskan bahwa pertemuan ini menjadi langkah awal memperkuat koordinasi menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun.
Kedua pemimpin membahas strategi kesiapsiagaan dalam menghadapi curah hujan ekstrem, potensi banjir di dataran rendah, serta ancaman tanah longsor di daerah pegunungan. Mereka juga sepakat untuk memperkuat kolaborasi lintas lembaga agar tindakan pencegahan berjalan cepat dan efektif.
“Curah hujan tinggi tidak hanya mengancam keselamatan warga, tetapi juga berpotensi menghambat distribusi bahan pokok, BBM, dan obat-obatan. Jika jalur logistik terganggu, dampaknya akan berpengaruh langsung terhadap stabilitas ekonomi,” tegas Wali Nanggroe.
Polda Aceh Siagakan Personel dan Peralatan
Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki menegaskan bahwa seluruh jajaran Polda Aceh telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi dan penanganan darurat. Ia hadir bersama Dirpamobvit KBP Aries Setyo Budi, Dirbinmas KBP Donny Siswoyo, dan Dirintel KBP Said Anna Fauza.
“Kami sudah menyiagakan personel dan sarana pendukung di seluruh wilayah rawan bencana. Koordinasi dengan BPBA, TNI, dan pemerintah daerah terus kami perkuat agar penanganan bisa dilakukan segera,” ujar Marzuki.
Sementara itu, Wali Nanggroe turut didampingi Staf Khusus Dr. M. Raviq, Khatibul Wali Abdullah Hasbullah, dan Kasubag Kerjasama Leina Sari.
Fokus pada Daerah Rawan Banjir dan Longsor
Hasil pembahasan menunjukkan beberapa wilayah seperti Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Jaya, Kota Langsa, dan Kota Lhokseumawe perlu perhatian lebih. Daerah-daerah ini sering menghadapi kenaikan debit air sungai akibat hujan ekstrem.
Selain itu, wilayah Bireuen, Gayo Lues, Pidie, dan Pidie Jaya juga berisiko mengalami tanah longsor. Karena itu, masyarakat diminta tetap siaga, terutama di kawasan perbukitan dan sekitar sungai. Pemerintah berkomitmen memperkuat sistem peringatan dini agar korban dapat diminimalkan.
Imbau Warga Tetap Waspada dan Bersatu Hadapi Cuaca Ekstrem
Dalam pernyataan bersama, Wali Nanggroe dan Kapolda Aceh mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat beraktivitas di tengah hujan deras dan angin kencang. Mereka menasihati warga untuk menjauhi area lereng dan bantaran sungai ketika cuaca mulai memburuk.
“Kesiapsiagaan dini dan langkah pencegahan harus kita jalankan bersama, baik pemerintah, aparat keamanan, maupun masyarakat,” tegas Wali Nanggroe.
Pertemuan tersebut memperkuat koordinasi antara Lembaga Wali Nanggroe Aceh dan Polda Aceh. Keduanya berkomitmen mempercepat sistem peringatan dini, memperkuat ketahanan sosial, serta menjaga keamanan masyarakat di tengah cuaca ekstrem.
“Gotong royong dan kepedulian selalu menjadi kekuatan Aceh dalam menghadapi tantangan,” tutup Wali Nanggroe penuh keyakinan.





