22 Miliar untuk Kampung Nelayan Merah Putih: Dr. Safaruddin Bangun Abdya dengan Hati

Lingkanews.com | Aceh Barat Daya — Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kembali mencatat langkah strategis dalam pembangunan pesisir. Melalui pendekatan langsung ke pemerintah pusat, Bupati Dr. Safaruddin, S.Sos., MSP. berhasil membawa pulang dana sebesar Rp22 miliar untuk merealisasikan Program Kampung Nelayan Merah Putih.

Dana tersebut tidak hanya berbentuk nominal, tetapi juga menjadi simbol kepedulian nyata terhadap masyarakat nelayan. Program ini akan memperkuat ekonomi pesisir, meningkatkan infrastruktur kampung nelayan, dan memperkuat kesejahteraan keluarga nelayan secara menyeluruh.

Diplomasi Daerah yang Membuahkan Hasil

Melalui strategi diplomasi yang senyap namun efektif, Bupati Safaruddin memperjuangkan anggaran ini dengan penuh ketulusan. Ia tak sekadar mengandalkan posisi birokratis, melainkan melibatkan pendekatan personal, pemetaan kebutuhan nyata, serta komunikasi intensif lintas kementerian.

Langkah itu mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Isa Alima, sahabat lama sekaligus sesama kader Partai Gerindra.

“Saya sangat mengapresiasi langkah dan keberhasilan Pak Safaruddin. Ini bukan hanya prestasi birokrasi, tetapi juga bukti bahwa kader Gerindra membangun dengan hati dan visi yang jelas,” ujar Isa.

Isa menilai kemampuan Safaruddin menjembatani kepentingan daerah dan pusat menunjukkan kepemimpinan yang matang. Menurutnya, niat tulus selalu membuka jalan.

“Mendatangkan anggaran sebesar itu bukan perkara mudah. Namun, jika niatnya untuk rakyat, maka langit pun ikut membuka jalan,” lanjutnya.

Wajah Baru Kampung Pesisir

Program Kampung Nelayan Merah Putih dirancang sebagai bentuk pembangunan menyeluruh. Tidak hanya fisik, program ini juga menyentuh dimensi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat nelayan. Pemerintah akan membangun infrastruktur dasar, seperti dermaga, rumah nelayan, gudang hasil tangkapan, serta fasilitas air bersih.

Di sisi lain, pelatihan keterampilan, pendampingan UMKM perikanan, dan program penguatan komunitas nelayan juga akan digalakkan. Bahkan, pemberdayaan perempuan pesisir akan menjadi bagian integral dari program ini.

“Kami ingin masyarakat menjadi pelaku utama pembangunan, bukan sekadar penerima manfaat,” tegas Safaruddin dalam salah satu forum diskusi bersama tokoh masyarakat pesisir.

Keterlibatan warga sejak tahap perencanaan menjadi syarat utama keberhasilan program. Melalui pendekatan partisipatif, Safaruddin meyakini bahwa program ini akan memberi dampak jangka panjang.

Buah Perjuangan Sejak 2008

Isa Alima, yang juga pernah menjadi aktivis mahasiswa dan kader Gerindra sejak awal berdirinya, mengaitkan kesuksesan ini dengan perjalanan politik mereka sejak 2008. Keduanya dikenal aktif membela aspirasi rakyat kecil, bahkan ketika belum memiliki kekuasaan formal.

“Apa yang dikerjakan Pak Safaruddin hari ini adalah jawaban dari mimpi panjang kami: membangun dari pinggiran, memberdayakan yang kecil, dan menjadikan rakyat sebagai pusat dari segala keputusan,” ucap Isa.

Menurutnya, konsistensi dan kejujuran menjadi kunci keberhasilan politikus daerah dalam mengeksekusi visi. Ia berharap banyak kepala daerah bisa meniru pendekatan yang mengakar pada kebutuhan masyarakat.

Semangat Merah Putih di Tanah Pesisir

Momentum 17 Agustus 2025 menjadi momen penting. Melalui Program Kampung Nelayan Merah Putih, pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat pesisir.

Langkah ini membuktikan bahwa Abdya mampu melangkah maju dengan kekuatan lokal. Ketika kepemimpinan berpihak pada rakyat, maka pembangunan bukan sekadar retorika. Abdya kini menunjukkan bahwa pembangunan sejati lahir dari niat tulus, strategi cerdas, dan kepemimpinan yang hadir langsung di tengah masyarakat.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!