Agam Inong Banda Aceh Diharapkan Jadi Agen Perubahan Generasi Muda

Plt Kadispar Banda Aceh Siswanto membuka Karantina Pemilihan Agam Inong Banda Aceh di Hotel Hip Hop, Jumat, 7 November 2025.

Lingkanews.com | Banda Aceh — Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Siswanto, menegaskan bahwa Agam Inong tidak hanya menjadi ikon generasi muda, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan yang membawa semangat positif bagi masyarakat.

Ia menyampaikan hal itu saat membuka kegiatan Karantina Pemilihan Agam Inong Banda Aceh di Hotel Hip Hop, Banda Aceh, pada Jumat, 7 November 2025. Menurutnya, peserta yang terpilih harus mampu menjadi wajah baru pariwisata Banda Aceh yang berkarakter, berwawasan, dan berjiwa sosial.

Tiga Peran Penting Agam Inong dalam Promosi Pariwisata

Siswanto menjelaskan bahwa Agam Inong memiliki tiga peran utama dalam membangun sektor pariwisata daerah, yakni sebagai promotor, edukator, dan inspirator. Ia menilai, ketiga peran ini harus berjalan seimbang agar upaya promosi wisata Banda Aceh berjalan efektif.

Sebagai promotor, Agam Inong harus memperkenalkan potensi wisata Banda Aceh secara luas kepada masyarakat lokal, nasional, hingga mancanegara. Kemudian, sebagai edukator, mereka diharapkan mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan, keramahan, dan citra positif kota Banda Aceh sebagai destinasi wisata islami.

Sementara itu, peran sebagai inspirator menuntut para finalis untuk menjadi teladan bagi generasi muda lain dengan menunjukkan prestasi, kreativitas, dan akhlak mulia yang mencerminkan kecintaan terhadap daerahnya.

Karantina Jadi Wadah Pembentukan Karakter dan Jaringan

Dalam arahannya, Siswanto menyebut masa karantina merupakan kesempatan emas bagi para finalis untuk menyerap ilmu dan pengalaman sebanyak mungkin. Ia mengajak peserta untuk memanfaatkan waktu tersebut dengan baik demi mengasah potensi diri.

“Gunakan kesempatan ini untuk membangun jejaring, belajar bekerja sama, dan menunjukkan sikap saling menghargai,” ujar Siswanto. Ia menilai, kolaborasi dan rasa saling menghormati akan memperkuat karakter para peserta dalam menghadapi tantangan dunia pariwisata yang terus berkembang.

Selain itu, ia berharap para finalis menjadikan ajang ini sebagai wadah pembelajaran, bukan sekadar kompetisi. Dengan begitu, setiap peserta dapat terus berkontribusi meski tidak semuanya akan dinobatkan sebagai pemenang.

Bukan Sekadar Gelar, Tapi Amanah untuk Menginspirasi

Siswanto menekankan bahwa makna sejati dari ajang Agam Inong bukan hanya tentang siapa yang akan meraih gelar juara. Ia mengingatkan bahwa tanggung jawab moral dan sosial jauh lebih penting daripada mahkota yang dikenakan di atas panggung.

“Pemenang sejati bukan hanya mereka yang menerima gelar, tetapi juga mereka yang mampu membawa nilai dan semangat positif di mana pun berada,” ungkapnya. Ia menambahkan, semangat Agam Inong harus terus hidup dalam setiap kegiatan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan pengembangan wisata daerah.

Dengan semangat tersebut, ia berharap Agam Inong Banda Aceh 2025 mampu menjadi ujung tombak promosi pariwisata dan duta kebudayaan yang berintegritas.

Peran Generasi Muda dalam Membangun Citra Kota Islami

Siswanto mengapresiasi peran generasi muda dalam mendukung program pemerintah daerah untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai kota wisata islami yang ramah dan berkarakter. Ia percaya bahwa partisipasi aktif anak muda akan memperkuat identitas kota dan menarik minat wisatawan untuk datang ke Banda Aceh.

Ia juga mengingatkan bahwa karakter islami bukan hanya slogan, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku, pelayanan, dan tata kelola destinasi wisata. Karena itu, ia berharap para finalis mampu menunjukkan sikap profesional dan mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal dalam setiap aktivitas.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!