Daerah

Guru dari Kampung Blang Simpang Tiga: Harumkan Aceh di Panggung Nasional Lewat PGM Award 2025

Foto Ketua Umum Perwakilan Wilayah (PW) PGM Indonesia Aceh Bapak Drs. Abdul Jalil, (Sebelah kanan), Sekretaris Umum Perwakilan Wilayah (PW) PGM Indonesia Aceh Bapak Habibullah, S. Pd. (Sebelah kiri)

Lingkanews.com | Banda Aceh – Nama Azhar, S.Pd., M.Pd., kini tak asing lagi di kalangan pendidikan madrasah Indonesia. Guru asal Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Pidie yang lebih dikenal sebagai MTsN Beureunuen ini baru saja mencatatkan sejarah baru bagi dunia pendidikan Aceh. Ia dinobatkan sebagai penerima PGM Award 2025, sebuah penghargaan nasional bergengsi yang diberikan kepada guru madrasah inspiratif se-Indonesia.

Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Guru Madrasah (PP PGM) Indonesia, Ir. H. Yaya Ropandi, S.Pd.I., M.Si., pada puncak Hari Lahir ke-17 PGM Indonesia yang digelar di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama RI, Jakarta.

“Penghargaan ini bukan untuk saya semata, tapi untuk semua guru madrasah yang terus mengabdi dan berinovasi demi masa depan generasi bangsa,” kata Azhar penuh haru.


Kisah Perjalanan: Dari Pedalaman Jangka Buya Menuju Panggung Nasional

Azhar lahir dan dibesarkan di Desa Kiran Dayah, Kecamatan Jangka Buya, Kabupaten Pidie Jaya. Saat ini, ia menetap di Kampung Blang, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, bersama istri tercinta dan empat buah hatinya. Meski berasal dari wilayah pedalaman, semangatnya dalam memajukan pendidikan tidak pernah surut.

Di madrasah, Azhar mengajar Matematika dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Namun, kiprahnya jauh melampaui dinding kelas. Ia menjadi figur penting dalam mendorong transformasi pembelajaran digital di Aceh. Tak hanya sebagai guru, ia juga berperan sebagai dosen luar biasa di sejumlah perguruan tinggi, dan aktif mengisi berbagai forum pendidikan sebagai narasumber.


Jejak Prestasi: Konsistensi, Inovasi, dan Pengabdian

Raihan PGM Award 2025 bukanlah pencapaian tunggal Azhar. Sebelumnya, ia telah menyabet sejumlah penghargaan dan pencapaian inspiratif, antara lain:

  • Juara 1 Duta Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tingkat Kabupaten Pidie tahun 2021

  • Juara 1 Guru Inovatif tingkat Kabupaten Pidie tahun 2021

  • Juara 1 Video Pembelajaran Digital dan Metode Inovatif tingkat Provinsi Aceh tahun 2022

  • Penerima Kakanwil Award 2022 atas kontribusi dalam digitalisasi pembelajaran

  • Satyalancana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, awal 2025

  • Dan kini, PGM Award 2025 sebagai guru inspiratif se-Indonesia pada 23 Juli 2025

Rekam jejak ini mencerminkan dedikasi Azhar terhadap dunia pendidikan, khususnya madrasah, yang masih sering dipandang sebelah mata.


Peran Keluarga: Pondasi Ketulusan dan Semangat Tanpa Henti

Di balik prestasi Azhar, ada keluarga yang terus menjadi mata air semangat. Ia selalu menyebut doa kedua orang tua, dukungan istri yang setia, serta kehadiran anak-anaknya sebagai sumber kekuatan.

“Tak ada keberhasilan tanpa restu orang tua, keikhlasan dari keluarga, serta doa tulus dari istri dan buah hati,” ucapnya dengan suara bergetar.

Azhar juga menyampaikan terima kasih mendalam kepada Kepala Madrasah MTsN 4 Pidie, Kepala Kantor Kemenag Pidie, dan seluruh rekan sejawat yang selalu mendukung ide-idenya.


Menjadi Penggerak: Dari Guru Biasa Menuju Arsitek Inovasi

Sebagai anggota aktif PGM Indonesia, Azhar tak hanya menjadi pengajar, tetapi juga penggerak perubahan. Ia berkontribusi dalam membangun sistem rekrutmen digital anggota PGM, memfasilitasi pelatihan guru, serta membentuk komunitas guru inovatif lintas daerah di Aceh.

Ia juga pernah menjadi pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan PGM di Banda Aceh, membawakan tema penting seputar pembelajaran digital dan peran madrasah dalam menghadapi revolusi industri 5.0.

“PGM Award ini bukan akhir. Ini adalah awal energi baru untuk terus berinovasi demi madrasah yang unggul dan bermartabat,” tegasnya.


PGM Award: Simbol Apresiasi Nyata untuk Pejuang Pendidikan Madrasah

Ketua Umum PP PGM Indonesia, Ir. H. Yaya Ropandi, menjelaskan bahwa PGM Award tidak sekadar menjadi acara tahunan, melainkan bentuk nyata apresiasi terhadap guru-guru madrasah yang bekerja dalam sunyi, namun menghasilkan perubahan yang nyata.

“Ini bukan seremoni. PGM Award adalah bentuk penghargaan atas kerja keras, integritas, dan semangat guru madrasah Indonesia yang terus membangun generasi bangsa,” ujar Yaya dalam sambutannya.

Selain guru, penghargaan juga diberikan kepada instansi pemerintah, tokoh pendidikan, serta organisasi yang memperkuat ekosistem pendidikan madrasah.


Harapan dari Ujung Barat Nusantara

Di ujung wawancara, Azhar menyampaikan mimpi besarnya. Ia ingin madrasah tak lagi menjadi alternatif kedua, melainkan menjadi pusat inovasi pendidikan yang berdaya saing tinggi. Ia percaya bahwa madrasah mampu tumbuh bersama teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam.

“Sudah waktunya madrasah tidak lagi dipandang sebelah mata. Guru madrasah juga bisa maju bersama teknologi dan nilai-nilai luhur pendidikan,” tutupnya dengan penuh keyakinan.


Akhir Kata: Aceh Bangga Padamu, Guru Negeri Serambi Mekkah

Azhar adalah satu dari banyak guru yang membuktikan bahwa dari pelosok negeri, harapan besar bisa lahir. Kegigihan, ketulusan, dan visi ke depan menjadikannya simbol perjuangan guru madrasah yang pantang menyerah. Keberhasilannya di PGM Award 2025 menjadi bukti bahwa Aceh punya suara di tingkat nasional, dan pendidikan madrasah adalah aset penting yang layak diperjuangkan.

Semoga semangat Azhar menular kepada ribuan guru lainnya, dari pelosok hingga kota, dari barat hingga timur Indonesia.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!