Illiza Bicara Aksi Iklim di Argentina, Perjuangkan Peran Perempuan dan Praktik Hijau Banda Aceh
Lingkanews.com | Córdoba — Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menghadiri Konferensi Iklim Internasional di Córdoba, Argentina, pada Selasa, 1 Juli 2025 waktu setempat. Dalam acara yang diselenggarakan oleh Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCoM), Illiza tampil sebagai pembicara dalam sesi pleno bertema “From Minimum Compliance to Structural Change: Gender Inclusive Solutions for Climate Action”.
Kehadirannya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Banda Aceh. Kota kecil di ujung barat Indonesia itu mulai dilirik dunia internasional atas komitmennya terhadap agenda iklim, khususnya melalui pelibatan perempuan dan pendekatan berbasis komunitas. Selain mewakili Indonesia, Illiza juga mendapat kehormatan karena seluruh biaya perjalanan dan akomodasi ditanggung panitia konferensi.
Perempuan Sebagai Garda Depan Aksi Iklim
Dalam pidatonya, Illiza menyampaikan materi “Women’s Role in Waste Management” kepada ratusan peserta dari berbagai negara. Ia menjelaskan bagaimana perempuan memegang peran sentral dalam pengelolaan lingkungan hidup di Banda Aceh. Menurutnya, pengelolaan sampah bukan hanya soal teknis, melainkan bagian dari pemberdayaan sosial dan ekonomi.
“Perempuan adalah ujung tombak dalam perubahan perilaku di tingkat keluarga. Dari dapur rumah tangga hingga kebijakan lokal, mereka bisa menjadi agen perubahan,” kata Illiza dengan tegas.
Ia memaparkan praktik-praktik lokal seperti pelibatan majelis taklim dalam pelatihan pemilahan sampah, pembentukan bank sampah di lingkungan RT/RW, dan kemitraan UMKM daur ulang. Menurut Illiza, pendekatan ini tak hanya mengurangi beban sampah, tetapi juga meningkatkan pendapatan keluarga.
Banda Aceh juga mendorong sekolah-sekolah menjadi pionir lingkungan melalui program Adiwiyata. Dalam program ini, siswa, guru, dan orang tua bersama-sama menerapkan prinsip hidup hijau sejak dini. “Kami percaya perubahan besar dimulai dari pendidikan dasar dan komunitas yang sadar akan dampak tindakannya,” tambahnya.
Banda Aceh Buka Pintu Kolaborasi Global
Kehadiran Illiza mendapat sambutan hangat dari peserta dan penyelenggara. Banda Aceh dinilai konsisten mendorong kebijakan iklim berbasis masyarakat, berbeda dengan kota lain yang masih terjebak dalam pendekatan administratif semata. Hal ini membuat Banda Aceh menjadi kota rujukan dari Asia Tenggara yang berhasil mengintegrasikan keadilan sosial dan keberlanjutan.
“Konferensi ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan praktik-praktik baik dari Indonesia ke panggung dunia. Kami belajar banyak dari kota lain dan juga membuka diri untuk kolaborasi,” ujar Illiza.
Ia menegaskan pentingnya dukungan internasional, bukan hanya dalam bentuk pendanaan, tapi juga dalam pertukaran pengetahuan dan teknologi. Banda Aceh terbuka untuk program-program bantuan teknis, pelatihan bersama, dan pertukaran antar komunitas. Menurutnya, kota-kota kecil juga bisa memberi kontribusi besar bagi masa depan bumi.
“Kalau kita mau jujur, justru komunitas lokallah yang paling terdampak perubahan iklim. Karena itu, solusi terbaik juga harus datang dari akar rumput,” tuturnya.
Belajar dari Perempuan Argentina dan Diplomasi Hijau Banda Aceh
Di luar forum utama, Illiza melanjutkan kunjungan lapangan ke Kota Despenoredos. Di sana, ia bertemu langsung dengan komunitas perempuan yang memanfaatkan sampah menjadi produk kerajinan, pupuk organik, dan barang bernilai jual. Ia mengamati proses kreatif yang mereka jalani dan berdiskusi tentang peran pemerintah lokal dalam mendukung gerakan ini.
“Model seperti ini sangat relevan. Kita bisa mengadaptasi konsepnya di Banda Aceh dengan sentuhan lokal,” ucapnya antusias.
Ia juga menekankan pentingnya kerja lintas negara antar kota, bukan hanya antarpemerintah pusat. Diplomasi antar wali kota, menurutnya, bisa membuka pintu kerja sama baru yang lebih langsung dan aplikatif.
Pada malam hari, Illiza menghadiri jamuan makan malam bersama Wali Kota Despenoredos. Pertemuan ini digunakan untuk menjajaki kerja sama bilateral di bidang lingkungan, perempuan, dan pendidikan komunitas. Ia menyampaikan undangan resmi bagi Wali Kota Despenoredos untuk mengunjungi Banda Aceh.
“Pertemuan ini bukan sekadar simbolis. Kami ingin hubungan ini menghasilkan kerja nyata di lapangan,” tegas Illiza.