KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali: 4 Tewas, 30 Hilang, 31 Selamat

KMP Tunu Pratama Jaya

Lingkanews.com | Banyuwangi Malam tenang di perairan Selat Bali tiba-tiba berubah menjadi tragedi. Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya, yang membawa 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan, tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali, Rabu malam (2/7).

Kementerian Perhubungan menerima laporan kondisi darurat atau distress dari kapal tersebut pada pukul 23.20 WIB. Hanya berselang 15 menit, kapal itu tenggelam sepenuhnya pada pukul 23.35 WIB, di titik koordinat 8° 9′32.35″ LS, 114°25′6.38″ BT, tidak jauh dari pelabuhan tujuan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menyatakan bahwa kapal sempat melaju normal sebelum air laut masuk dari bagian ruang mesin. Hal itu menyebabkan kapal mulai miring dan para penumpang panik. Banyak dari mereka melompat ke laut tanpa sempat mengenakan jaket pelampung.

“Kondisinya sangat gelap. Tiba-tiba semua orang mulai teriak, lalu air masuk cepat sekali,” kata Budi Arifin (34), korban selamat yang kini dirawat di RSUD Blambangan.

Evakuasi Berlangsung di Tengah Malam, Tim SAR Berkejaran dengan Waktu

Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI AL, Polairud, BPBD, dan nelayan lokal langsung bergerak ke lokasi setelah sinyal darurat diterima. Mereka berhasil menyelamatkan 31 orang dalam kondisi hidup. Namun, 4 penumpang ditemukan meninggal dunia, dan hingga Kamis siang, 30 orang lainnya masih hilang.

Identitas empat korban tewas telah diidentifikasi sebagai berikut:

  1. Siti Nurhaliza (28) – Penumpang, warga Jember

  2. Muhammad Rizky (8) – Anak-anak, asal Denpasar

  3. Dewi Lestari (45) – Sopir truk, warga Banyuwangi

  4. Agus Santoso (52) – Sopir mobil boks, asal Situbondo

Sementara daftar korban hilang yang telah dilaporkan oleh keluarga mencakup:

  • Andi Setiawan (35) – Sopir logistik, Banyuwangi

  • Rina Marlina (30) – Penumpang, Jember

  • Eko Saputra (28) – Penumpang, Denpasar

  • Fadhil (12) – Anak dari sopir truk, Situbondo

Banyak keluarga korban masih menunggu kabar di posko darurat Pelabuhan Ketapang dan RSUD Blambangan. Tangis pecah ketika petugas membawa daftar nama korban yang ditemukan.

Kepala Basarnas Bali, I Gede Darmada, mengatakan bahwa timnya akan melanjutkan pencarian hingga tujuh hari ke depan sesuai prosedur, dan akan memperluas wilayah pencarian jika diperlukan.

“Cuaca tidak stabil, gelombang tinggi. Tapi kami akan terus cari. Helikopter, drone, dan penyelam kami kerahkan,” tegasnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa pemerintah segera melakukan audit menyeluruh terhadap armada kapal sejenis dan menginvestigasi operator pelayaran. Ia juga memerintahkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk turun ke lapangan dan menelusuri apakah terjadi pelanggaran keselamatan atau kelebihan muatan.

“Kalau ada kelalaian, kami tidak akan ragu menindak. Nyawa rakyat tidak boleh dipertaruhkan,” ujarnya dari Jakarta.

Pihak BMKG menyampaikan bahwa saat keberangkatan, cuaca di Selat Bali masih dalam batas aman, namun mengalami perubahan cepat menjelang tengah malam. Gelombang mencapai 2–3 meter, cukup tinggi untuk mengganggu stabilitas kapal tua yang mungkin sudah bermasalah secara teknis.

Hingga Kamis malam, petugas medis terus mengidentifikasi jenazah, sementara tim SAR memperluas pencarian hingga ke wilayah barat daya Selat Bali. Pemerintah juga telah menyiapkan bantuan logistik dan psikososial bagi keluarga korban, serta membuka layanan informasi terbuka melalui posko terpadu di Ketapang dan Gilimanuk.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!