Ketua Staf Ahli TP-PKK Aceh Hadiri Parade Hari Kebaya Nasional ke-2 di Banda Aceh

Istri Wakil Gubernur Aceh, Ny. Mukarramah Fadhlullah, membuka peringatan Hari Kebaya Nasional II Tahun 2025, di Plenary Hall Universitas Ubudiyah, Banda Aceh, Kamis, 24/7/2025

Lingkanews.com | Banda Aceh — Ketua Staf Ahli TP-PKK Aceh, Ny. Mukarramah Fadhlullah, menghadiri Parade Hari Kebaya Nasional ke-2 di Plenary Hall Universitas Ubudiyah Aceh pada Kamis, 24 Juli 2025. Parade ini berlangsung meriah sebagai bentuk peringatan Hari Kebaya Nasional, yang setiap tahunnya jatuh pada 24 Juli, sesuai Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023.

Sejak pagi, suasana kampus terlihat semarak. Para peserta berdatangan mengenakan kebaya dari berbagai daerah. Mereka berbaur dalam suasana penuh semangat kebudayaan. Mukarramah membuka acara dengan menabuh rapa’i, menandai dimulainya kegiatan.

Perempuan Aceh Dorong Kebaya Sebagai Identitas Bangsa

Mukarramah tampil anggun dengan kebaya khas Aceh. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kebaya bukan sekadar busana adat. Ia menyebut kebaya sebagai simbol nilai luhur, keanggunan, serta kekuatan perempuan Indonesia.

“Dengan memakai kebaya, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menunjukkan identitas sebagai perempuan Indonesia yang tangguh dan berdaya,” ujarnya.

Ia mengajak seluruh perempuan Aceh agar tidak menjadikan kebaya sebatas pakaian seremonial. Menurutnya, perempuan harus bangga mengenakan kebaya dalam kehidupan sehari-hari. Ia percaya, kebaya dapat tetap relevan di era modern tanpa kehilangan nilai tradisinya.

Selain itu, Mukarramah juga menekankan pentingnya peran generasi muda. Ia mendorong para remaja untuk mencintai busana tradisional sebagai bagian dari jati diri dan gaya hidup kreatif.

Kolaborasi Organisasi Perempuan dan Ragam Kreativitas

Acara ini melibatkan berbagai organisasi perempuan, seperti Perempuan Indonesia Maju (PIM), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), serta anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) dari instansi pemerintahan Aceh. Kehadiran mereka menambah semangat acara sekaligus memperlihatkan kolaborasi nyata antarorganisasi perempuan.

Parade kebaya berjalan dengan penuh antusiasme. Para peserta menampilkan busana khas daerah dengan desain yang elegan dan beragam. Tidak hanya itu, fashion show bertema “Kebaya Masa Kini” sukses memukau para tamu undangan. Para model tampil percaya diri memadukan unsur tradisional dan modern dalam tiap balutan kebaya.

Sementara itu, panitia juga menyelenggarakan bazar UMKM lokal. Berbagai produk karya perempuan Aceh—seperti kerajinan tangan, kuliner, dan kain etnik—dijajakan di stan-stan yang tertata rapi. Acara makin semarak dengan lomba tembang kenangan, yang menghadirkan hiburan ringan di tengah suasana budaya yang kental.

Pelestarian Budaya Melalui Aksi Nyata

Dalam penutupannya, Mukarramah menyerukan agar semua pihak tidak hanya menjadikan Hari Kebaya Nasional sebagai perayaan formal. Ia mendorong masyarakat, khususnya kaum ibu dan pendidik, untuk terus menghidupkan semangat cinta budaya dalam lingkungan keluarga dan sekolah.

“Kalau kita tidak peduli pada kebaya hari ini, bisa jadi generasi mendatang tak mengenalnya sama sekali. Maka, mari jadikan kebaya sebagai warisan yang terus hidup,” tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa pelestarian kebaya memerlukan dukungan lintas generasi. Dengan langkah kecil seperti mengenakan kebaya secara rutin, masyarakat bisa menunjukkan kebanggaan terhadap budaya sendiri.

Secara keseluruhan, peringatan Hari Kebaya Nasional ke-2 di Banda Aceh menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas budaya. Selain itu, acara ini juga membuktikan bahwa kolaborasi perempuan lintas organisasi mampu menciptakan energi positif untuk melestarikan tradisi dan membangun semangat kebangsaan yang kokoh.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!