Wagub Fadhlullah Dukung Aceh Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari HAM Sedunia 2025

Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, S.E., menerima kunjungan Silaturahmi komisioner Komnas HAM RI beserta rombongan di hotel Hermes, Banda Aceh, 29/08/2025

Lingkanews.com | Banda Aceh — Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE., menyatakan dukungan penuh atas rencana Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia yang menetapkan Banda Aceh sebagai tuan rumah peringatan Hari HAM Sedunia 2025. Peringatan itu akan berlangsung pada 9–10 Desember 2025 dan diharapkan menjadi momentum penting untuk meneguhkan perdamaian Aceh.

Aceh Dipilih karena Sejarah Konflik dan Perdamaian

Wakil Gubernur Aceh menegaskan bahwa pihaknya menyambut baik keputusan Komnas HAM. Menurutnya, Aceh memang layak menjadi lokasi peringatan karena memiliki catatan panjang mengenai konflik dan perjuangan hak asasi manusia. Ia menyampaikan pernyataan itu saat menerima Ketua Komnas HAM RI, Atnike Nova Sigiro, beserta rombongan di Banda Aceh pada Jumat (29/8/2025).

“Bicara HAM di Aceh sangat kompleks. Ada korban konflik, ada sejarah panjang yang masih membekas. Tetapi dari tanah inilah lahir model perdamaian yang bisa menjadi pelajaran bagi bangsa dan dunia,” ujar Fadhlullah.

Ia mengingatkan bahwa masyarakat Aceh pernah hidup dalam konflik bersenjata lebih dari tiga dekade. Kondisi itu menimbulkan banyak korban jiwa dan meninggalkan trauma mendalam. Karena itu, ia mendorong pemerintah pusat untuk mempercepat implementasi butir-butir MoU Helsinki secara penuh, sehingga perdamaian tidak hanya berhenti pada dokumen, tetapi benar-benar dirasakan masyarakat.

Perdamaian Aceh Harus Jadi Inspirasi Dunia

Fadhlullah menegaskan bahwa perdamaian Aceh harus dijaga selamanya. Ia menolak keras segala bentuk kekerasan yang dapat mengembalikan luka lama. Menurutnya, perang tidak pernah memberi kemenangan, hanya meninggalkan penderitaan.

“Tidak ada kemenangan dalam peperangan. Yang ada hanya kerugian. Banyak orang tanpa dosa meninggal. Damai Aceh harus kita jadikan contoh bagi dunia, tapi jangan sampai sejarah perjuangan dan pengorbanan rakyat Aceh dilupakan,” tegasnya.

Wagub juga mengajak seluruh pihak di Aceh untuk menjadikan peringatan Hari HAM Sedunia sebagai ruang refleksi. Baginya, acara ini menjadi kesempatan memperkuat narasi bahwa perdamaian Aceh bukan hanya untuk rakyat Aceh, tetapi juga untuk Indonesia yang lebih damai dan adil.

Komnas HAM Nilai Aceh Jadi Contoh Praktik Baik

Ketua Komnas HAM RI, Atnike Nova Sigiro, menjelaskan alasan pihaknya memilih Aceh sebagai tuan rumah peringatan Hari HAM Sedunia. Menurutnya, Aceh memiliki catatan penting terkait konflik dan rekonsiliasi, sehingga layak dijadikan contoh praktik baik penyelesaian konflik.

Ia menekankan bahwa peringatan tahun ini juga bertepatan dengan 20 tahun penandatanganan MoU Helsinki. Hal itu semakin memperkuat alasan mengapa Aceh menjadi lokasi yang tepat untuk menggelar peringatan berskala nasional.

“Kami ingin menjadikan Aceh sebagai contoh praktik baik penyelesaian konflik bagi bangsa Indonesia dan dunia. Kegiatan yang nanti kita langsungkan di Aceh berupa seminar, agenda budaya dalam konteks lokal Aceh, serta kunjungan ke situs-situs bersejarah,” ujar Atnike.

Agenda Peringatan: Seminar, Budaya, dan Refleksi Sejarah

Komnas HAM merencanakan beberapa agenda selama peringatan Hari HAM Sedunia di Banda Aceh. Kegiatan yang akan digelar meliputi seminar nasional, pertunjukan seni budaya Aceh, dan diskusi publik yang mengangkat tema perdamaian serta rekonsiliasi. Selain itu, peserta akan diajak mengunjungi situs-situs sejarah yang berkaitan dengan perjalanan konflik dan perdamaian Aceh.

Walau kegiatan terpusat di Banda Aceh, Atnike menegaskan acara ini akan memberi dampak lebih luas. Ia berharap momen ini tidak hanya menjadi seremoni, melainkan juga memperkuat komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap nilai-nilai HAM.

Keterlibatan Pemerintah dan Masyarakat Sipil

Atnike menambahkan, Komnas HAM akan bekerja sama dengan berbagai pihak di Aceh. Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR), universitas, serta kelompok masyarakat sipil akan dilibatkan dalam rangkaian kegiatan.

“Kami memohon dukungan penuh dari Pemerintah Aceh. Harapan kami acara ini bisa dibuka langsung oleh Presiden,” katanya.

Pertemuan antara Komnas HAM dan Pemerintah Aceh juga dihadiri Kepala BRA Jamaluddin, Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Mahdi Efendi, serta Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh Akkar Arafat. Kehadiran berbagai pihak itu menunjukkan komitmen kuat untuk menyukseskan acara internasional tersebut.

Momentum Strategis bagi Aceh dan Indonesia

Bagi Aceh, menjadi tuan rumah Hari HAM Sedunia 2025 bukan hanya tentang peringatan. Lebih dari itu, Aceh berkesempatan menunjukkan pada dunia bahwa daerah yang pernah dilanda konflik panjang mampu bangkit, berdamai, dan memberi inspirasi.

Pemerintah Aceh berharap momen ini dapat memperkuat posisi Aceh sebagai daerah yang konsisten menjaga perdamaian. Sementara itu, bagi Indonesia, acara ini menjadi simbol bahwa bangsa menghargai nilai hak asasi manusia dan terus berusaha memperbaikinya dari waktu ke waktu.

Berikan Komentar
error: Content is protected !!